Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penelitian: Ternyata Invasi Inggris Ke Irak Ilegal

Mantan Perdana Menteri Inggris John Prescott mengatakan invasi Inggris dan Amerika Serikat ke negara itu pada 2003 adalah "ilegal".
Tony Blair./REUTERS
Tony Blair./REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA — Mantan Perdana Menteri Inggris John Prescott mengatakan invasi Inggris dan Amerika Serikat ke negara itu pada 2003 adalah "ilegal".

Dalam tulisannya di harian Sunday Mirror, Prescott yang menjadi wakil perdana menteri ketika Inggris terlibat dalam Perang Irak 2003, mengaku sisa hidupnya bakal terbebani akibat "keputusan penuh malapetaka" tersebut.

Prescott yang menjadi wakil PM Tony Blair saat invasi itu berlangsung mengatakan bahwa dirinya "dengan kesedihan dan emosi luar biasa" mendukung pernyataan mantan Sekjen PBB Kofi Annan. Saat itu Anan menyatakan bahwa Perang Irak adalah tindakan ilegal.

Dia juga memuji pernyataan pimpinan Partai Buruh yang meminta maaf atas nama partai terkait keterlibatan Inggris dalam Perang Irak. 

Prescott mengatakan bahwa pernyataan Blair yang mendukung Presiden AS George W Bush sebelum invasi pada Maret 2003, merupakan sikap yang "menghancurkan" sebagaimana dikutip BBC.co.uk, Minggu (20/7/2016).

Pernyataan Prescott ini dikeluarkan setelah hasil penyelidikan selama tujuh tahun pada Rabu lalu. Penelitian yang dipimpin oleh Sir John Chilcot, mengungkapkan seluruh pembenaran, perencanaan dan penanganan Perang Irak oleh Tony Blair penuh kesalahan.

Dalam tulisannya, Prescott secara pribadi juga menyatakan "permintaan maaf sepenuhnya" terutama kepada keluarga tentara Inggris yang tewas di Irak.

Menurutnya, Inggris memilih untuk bergabung melakukan invasi sebelum jalan keluar damai untuk melucuti Irak telah ditempuh sepenuhnya.

Dia mengatakan sekarang jelas bahwa kebijakan terhadap Irak didasarkan data intelijen yang cacat dan penilaian yang tidak pernah dipertanyakan.

Chilcot mengatakan Irak bukanlah ancaman utama dan penilaian tentang risiko senjata pemusnah massal Irak yang disampaikan sebagai suatu kepastian, sama sekali tidak berdasar.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper