Bisnis.com,SEMARANG— Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengimbau kepada warga yang bermukim di kawasan rawan bencana longsor harus siap dengan berbagai risiko bencana alam yang rentan terjadi setiap saat.
Menurutnya, kondisi rawan longsor terjadi ketika musim hujan. Mereka harus waspada dan ekstra hati-hari terhadap tanda-tanda bencana. Oleh karena itu, pelatihan pengurangan risiko bencana menjadi penting bagi warga yang tinggal di daerah perbukitan.
“Termasuk dapat membaca tanda-tanda bencana, apa yang harus dilakukan dan kemana harus berlindung jika terjadi bencana,” ujarnya dalam keterangan resmi disela-sela kunjungan di Kebumen, Kamis (23/6/2016).
Dalam kesempatan itu, Ganjar mengimbau warga supaya tidak perlu khawatir kekurangan bahan makananan karena semua warga terdampak bencana longsor mendapat bantuan pangan.
"Masyarakat di sini setiap hari bahkan tiap detik mengalami risiko bencana. Idealnya ini tidak ditempati tapi mereka sudah puluhan tahun di sini. Kita punya problem besar karena faktanya kan mereka berada di tempat berbahaya, tapi kalau disuruh pindah tidak mungkin. Jadi satu satunya jalan adalah harmoni dengan alam," ujar gubernur.
Tanah longsor yang menerjang pada Sabtu sore (18/6), di Desa Gumelem Kulon, Banjarnegara menewasakan enam korban, sedangkan longsor di Desa Sampang, Kebumen menelan tiga jiwa sementara tiga korban lainnya masih dalam pencarian. Hingga hari kelima pencarian, petugas BPBD dan relawan belum menemukan tubuh korban yang tertimbun lumpur.
"Korban yang masih dalam pencarian di Desa Sampang ada tiga dan sampai hari ini belum ditemukan. Proses pencarian membutuhkan alat berat tapi untuk membawa alat ke sini (lokasi longsor) sulit karena kondisi medan yang tidak mendukung," ujarnya.