Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

25 Desa di Boyolali Rawan Longsor

Sebanyak 25 desa di Kabupaten Boyolali Jawa Tengah diminta untuk meningkatkan kewaspadaan karena rawan longsor menyusul adanya iklim ekstrim yang terjadi secara mendadak.
Petugas mengoperasikan alat berat guna mencari korban tanah longsor di Caok, Karangrejo, Loano, Purworejo, Jateng, Senin (20/6)./Antara-Andreas Fitri Atmoko
Petugas mengoperasikan alat berat guna mencari korban tanah longsor di Caok, Karangrejo, Loano, Purworejo, Jateng, Senin (20/6)./Antara-Andreas Fitri Atmoko

Kabar24.com, SEMARANG--Sebanyak 25 desa di Kabupaten Boyolali Jawa Tengah diminta untuk meningkatkan kewaspadaan karena rawan longsor menyusul adanya iklim ekstrim yang terjadi secara mendadak.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali, Nur Khamdani menjelaskan, bentuk kewaspadaan warga di kawasan rawan longsor itu misalnya jika terjadi hujan dalam waktu lama, diminta untuk waspada karena bisa terjadi bencana longsor sewaktu-waktu.

Pihaknya meminta masyarakat yang bermukim di daerah rawan bencana tanah longsor untuk meningkatkan kewaspadaannya dengan cara sistem ronda secara bergilir sebagai langkah antisipasi.

“Dengan waspada ini kita bisa terhindar dari bencana tanah longsor yang bisa membawa korban jiwa dan harta benda ,“ terangnya Nur Khamdani dalam keterangannya, Selasa (16/6).

Berdasarkan keterangan dari Badan Meteorogi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan beberapa hari pakca hujan lebat pada hari Sabtu (18/6) lalu diperkirakan beberapa hari ke depan masih ada potensi hujan lebat.

Selain itu, menurut Nur Khamdani meski Juli dan Agustus nanti telah memasuki musim kemarau. Namum kemarau ini dikategorikan kemarau basah dimana pada kemarau basah ini bisa terjadi hujan dengan intensitas tinggi.

Pihaknya mewanti-wanti kepada warga di wilayah rawan longsor untuk selalu waspada karena cuaca ekstrim bisa terjadi sewaktu-waktu. Nur Khamdani juga meminta warga di wilayah bencana longsor untuk melakukan penanaman pohon di lahan yang gundul karena bisa mengurangi resiko bencana tanah longsor.

“Kami meminta warga di wilayah rawan longsor, khususnya di kawasan lereng Merapi dan Merbabu untuk gemar menanam pohon keras di lahan gundul,“ imbuhnya.

Adapun 25 desa yang rawan longsor itu tersebar di enam kecamatan yang meliputi Kecamatan Ampel, Musuk, Selo, Cepogo, Kemusu dan Klego. Dari sejumlah kecamatan itu yang paling rawan longsor di wilayah lereng Gunung Merapi dan Merbabu, yakni Cepogo. Sementara untuk Kecamatan Selo yang masuk daerah rawan bencana tanah longsor ada 10 desa.

"Boyolali bagian utara yang masuk rawan tanah longsor, di Kecamatan Klego antara lain Desa Gondanglegi dan kawasan Gunung Madu, sedangkan Kemusu ada satu desa," ujarnya.

Menurut dia, daerah rawan tanah longsor tersebut merupakan hasil kajian bersama dengan ahli geologi dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta

"Daerah rawan longsor memiliki tingkat kemiringan tebing di atas sekitar 40 derajat," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khamdi
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper