Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mendikbud Tegaskan Pentingnya Literasi Keuangan Finansial Bagi Pelajar

Menteri Pendidikan Dasar & Menengah dan Kebudayaan Anies Baswedan menilai perlunya interaksi pelajar dengan lembaga keuangan seperti perbankan.
Mendikbud Anies Baswedan (tengah) bersalaman dengan sejumlah pelajar saat melakukan kunjungan ke SDN 01 Pagi, Labak Bulus, Jakarta, Senin (27/7)./Antara-Reno Esnir
Mendikbud Anies Baswedan (tengah) bersalaman dengan sejumlah pelajar saat melakukan kunjungan ke SDN 01 Pagi, Labak Bulus, Jakarta, Senin (27/7)./Antara-Reno Esnir

Bisnis.com, Jakarta--Menteri Pendidikan Dasar & Menengah dan Kebudayaan Anies Baswedan menilai perlunya interaksi pelajar dengan lembaga keuangan seperti perbankan.

Dalam sambutannya pada acara nota kesepahaman penyaluran bantuan sosial melalu nontunai bersama Bank Indonesia, dia menuturkan literasi pada Abad 21 tidak hanya sekadar baca tulis hitung dan pengetahuan, melainkan juga literasi finansial atau keuangan.

Dia menargetkan pada 2017 semua bantuan pendidikan bisa disalurkan secara nontunai atau cashless sehingga pelajar bisa berinteraksi langsung dengan perbankan.

"Bila dengan kita masuk pada kegiatan ini melalui cashless digital, berarti ada 57 juta siswa di Indonesia yang akan berinteraksi dengan perbankan," katanya, di Jakarta, Kamis (26/5/2016).

Bantuan sosial yang akan disalurkan melalui Kartu Indonesia Pintar Senilai Rp12,1 triliun sehingga melalui nontunai pengawasannya lebih mudah dilakukan. Bantuan selama ini belum seluruhnya diberikan secara nontunai sehingga pelajar belum terhubung dengan sektor keuangan.

Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo menyampaikan pelajar kehilangan setengah hari waktu belajarnya kareba harus pergi ke lokasi penerimaan bantuan tunia dan tidak bisa mengikuti aktivitas di kelas.

Bantuan yang diberikan secara tunai, tidak memberikan akses rekening untuk menyimpan dan menabung bagi penerima bantuan. Pemberian secara tunai juga memicu perilaku konsumtif karena cenderung langsung dihabiskan.

"Sebagai contoh, di lokasi penerimaan tersebut kemudian langsung muncul pasar kaget yang mendorong penerima untuk membelanjakan uang tunai yang diterimanya, dan kemudian habis bahkan sebelum digunakan untuk keperluan yang jauh lebih penting," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Veronika Yasinta
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper