Bisnis.com, JAKARTA – Australia & New Zealand Banking Group Ltd (ANZ) memberhentikan 200 karyawannya di unit Australia akibat perlambatan pertumbuhan kredit dan pelamahan ekonomi.
Juru Bicara ANZ yang berbasis di Melbourne Stephen Ries menyebutkan pengurangan tenaga kerja tersebut sebagian besar akan dilakukan di Melbourne dan mempengaruhi peran menejerial dan back office di sejumlah unit, seperti pemasaran dan manajemen proyek.
Pemutusan hubungan kerja oleh ANZ tersebut menjadi soorotan bagi industri perbankan di Australia, setelah tiga dari empat penyalur kredit terbesar di negara tersebut gagal mencatatkan laba bersih sesuai perkiraan analis di tengah meningkanya kredit macet dari segmen korporasi.
ANZ juga memangkas tenaga kerja di Asia dan kelembagaan perbankan sebagai jalan keluar dari Return on Asset (ROA) yang rendah.
“Perbankan di Australia berada di bawah tekanan untuk memperbaiki komposisi aktivanya akibat kebutuhan modal yang meningkat, dan secara umum tengah mencoba untuk memastikan bahwa mereka memiliki basis biaya yang tepat,” kata Rohan Walsh, seorang manajer investasi dari Karara Capital Ltd.
Rohan mengatakan, ANZ pada khususnya telah menyusutkan operasinya di Asia untuk meningkatkan labanya dan berpikir kontrol biaya berkelanjutan akan menjadi fokus dari manajemennya.