Kabar24.com, JAKARTA - Setelah meminta Pemerintah Amerika Serikat membuka dokumen terkait tragedi 1965, Komnas HAM juga berencana melakukan hal serupa kepada pemerintah negara lain seperti Inggris dan Australia.
Ketua Komisioner Komnas HAM Nurkholis menuturkan selain Amerika Serikat, beberapa negara lain disinyalir juga menyimpan dokumen terkait tragedi 1965.
Dia berharap bisa mendapatkan dokumen-dokumen tersebut untuk mendukung data-data yang sebelumnya sudah lebih dulu dikumpulkan dan diserahkan Komnas HAM kepada Kejaksaan Agung.
“Memang ada beberapa negara lain yang sepertinya memiliki dokumen terkait. Nanti kita coba juga lah,” paparnya.
Nurkholis menuturkan, sekira sebulan lalu pihaknya sudah menyurati Presiden Amerika Serikat Barrack Obama agar membuka dokumen-dokumen tersebut.
Data-data yang di minta antara lain percakapan diplomatik Kedutaan Besar AS untuk periode tersebut. Menurutnya, pemerintah AS telah membalas surat tersebut dan memberikan penjelasan prosedur yang harus dijalani Komnas HAM.
Pada perkembangan lain, Pemerintah dalam hal ini Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan serta Watimpres akan menggelar simposium tragedi 1965 dari sisi aspek sejarah. Acara pada 18-19 April 2016 ini akan digelar di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat. Selain dari jajaran pemerintah, sejumlah lembaga yang terlibat dalam simposium ini antara lain Dewan Pers, Komnas HAM, dan sejumlah lembaga dari berbagai universitas.