Kabar24.com, KEDIRI -- Kendati April berpotensi deflasi, Kota Kediri menghadapi risiko berlanjutnya kenaikan harga bumbu-bumbuan dan sayuran.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kediri Djoko Raharto mengatakan curah hujan yang masih tinggi membuat produksi kedua komoditas buruk. Bawang merah menghadapi paceklik pada musim hujan Sementara komoditas lainnya, seperti cabai dan tomat, cepat membusuk jika curah hujan tinggi.
"Beberapa komoditas pangan yang perlu diwaspadai masih mengalami tekanan adalah bawang merah, bawang putih, cabai, dan beberapa komoditas hortikultura," katanya, Minggu (3/4/2016).
Di sisi lain, penurunan harga BBM dan tarif dasar listrik, panen raya padi, dan diskon tarif kereta api, bisa membuat Kota Kediri deflasi bulan ini.
Djoko menjelaskan, tidak ada tekanan dari sisi permintaan. Sebaliknya, dari sisi penawaran, pasokan naik dan biaya produksi turun sejalan dengan penurunan harga BBM dan TDL. Namun, kata dia, deflasi mungkin tidak sedalam Februari yang mencapai 0,33%.
"Februari dalam karena Januari ada shock, yaitu harga daging ayam ras dan telur naik tinggi. Februari dikoreksi dengan masuknya impor jagung untuk pakan ternak," jelasnya. Inflasi Kota Kediri pada Maret dipicu oleh bumbu-bumbuan dan sayuran.
BPS Kota Kediri mencatat inflasi Kota Tahu menanjak ke 0,09% bulan lalu atau yang tertinggi di Jawa Timur setelah bulan sebelumnya deflasi 0,33%. Sepuluh komoditas penyumbang terbesar inflasi Maret mencakup bawang merah, cabai rawit, cabai merah, bawang putih, tomat sayur, kacang panjang, rokok kretek filter, nangka muda, emas perhiasan, dan kangkung.