Kabar24.com, JAKARTA- Masyarakat Muslim Indonesia di kota Perth, Australia Barat, Senin sore mulai menggunakan gedung dua lantai sebagai "rumah baru", yang mewadahi berbagai kegiatan umat Islam Indonesia di Perth.
Gedung itu, yang disebut IUC, berdiri di daerah Sevenoaks Street, Cannington, dan disewa berkat kerja sama berbagai lembaga masyarakat, termasuk Cahaya Hati, Mitra Sunda, PPIP, KIPAS, ASWA, CIMSA, dan ICMI. Prakarsa itu juga terwujud berkat dukungan PIMSI, NU Australia Barat, Muhammadiyah Australia Barat, serta beberapa pengajian dan pribadi. "Untuk jangka pendek, kami menyewa gedung ini dulu, dengan pertimbangan tempat strategis," kata Ahmad Yani, yang mewakili masyarakat Aceh di Australia Barat.
IUC terletak hanya 140 meter dari stasiun kereta Queens Park. Luas ruangan dua lantai itu 360 meter persegi dengan pagar besi agak tinggi di bagian depan, yang menghadap Sevenoaks Street. Gedung itu juga dilengkapi dengan peturasan, dapur, serta beberapa kamar. Di bagian samping gedung terdapat lahan parkir memadai. Yani juga menyebutkan bahwa banyak masjid tersebar di Perth.
"Yang kami butuhkan adalah gedung untuk masyarakat," katanya. Menurut laman www.AussieMuslims.net, di Australia Barat tercatat lebih dari 30 masjid, mushola, dan tempat sholat. Beberapa masjid berafiliasi dengan kelompok Muslim dari negara tertentu, seperti, Bosnia dan Turki.
Menurut perkiraan pengurus IUC, jumlah Muslim Indonesia di Perth mencapai 1.500 orang dan mereka memiliki banyak kegiatan keagamaan, antara lain pengajian untuk anak-anak (TPA), pengajian untuk dewasa, kelas Tahsin, dan tadabbur.
Panitia penggagas pengadaan gedung masyarakat Muslim di Perth itu berharap bahwa dalam waktu dekat akan tersusun pengurus, yang bertugas menampung keperluan IUC, berikut jadwal pemakaiannya. "Rumah baru" masyarakat Muslim di Perth itu dibuka untuk kegiatan umat sejak pukul 07.00 hingga 22.00.