Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tak Perlu Biaya Mahal untuk Saksikan Gerhana Matahari Total

Gerhana Matahari Total (GMT) diperkirakan terjadi pada 9 Maret 2016. GMT bakal melewati beberapa lokasi di Indonesia di antaranya Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara.
Kacamata Gerhana Matahari Total. Dua pekerja menyelesaikan pembuatan kacamata untuk melihat gerhana matahari total di Imah Noong TokoTeleskop, Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Jawa Barat, Selasa (1/3)./Antara
Kacamata Gerhana Matahari Total. Dua pekerja menyelesaikan pembuatan kacamata untuk melihat gerhana matahari total di Imah Noong TokoTeleskop, Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Jawa Barat, Selasa (1/3)./Antara

Kabar24.com, SURABAYA –  Gerhana Matahari Total (GMT) diperkirakan terjadi pada 9 Maret 2016. GMT bakal melewati beberapa lokasi di Indonesia di antaranya Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara.

Di Kota Surabaya hanya gerhana matahari sebagian sekitar pukul 06.21 - 08.39 WIB. Fenomena tersebut dianggap  sangat baik untuk disaksikan untuk merangsang masyarakat memiliki pola berpikir ilmiah dan meningkatkan rasa keingintahuan mengenai fenomena alam.

Untuk menyaksikannya, hendaknya masyarakat menggunakan alat khusus berupa kacamata gerhana untuk menghindari dampak paparan sinar matahari sesaat setelah GMT terjadi.

Menurut pakar astronomi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Bintoro Anang Subagyo, laranagn keluar rumah saat terjadi GMT adalah suatu hal yang salah. Sebenarnya, GMT dapat disaksikan langsung tetapi dengan cara yang benar.

“Tak butuh alat mahal untuk aman melihat gerhana matahari. Kita bisa membuat pinhole, menggunakan kedok las, atau membeli kacamata khusus gerhana. Harganya saya rasa tidak mahal, sekitar Rp30.000 atau hingga Rp50.000,” ujarnya seperti dikutip dalam siaran pers, Senin (7/3/2016).

Dia menjelaskan, pinhole bisa dibuat dengan memberikan lubang kecil pada kertas karton atau kardus yang ditempel aluminium foil. Lubang tersebut berfungsi menangkap sinar matahari untuk kemudian diproyeksikan pada kertas putih untuk pengamatan.

“Alat bantu penglihatan yang baik adalah yang mampu mereduksi cahaya hingga 100 ribu kali. Kacamata hitam tidak mampu mereduksi sebanyak itu. Jadi jangan gunakan kacamata hitam biasa,” katanya.

Akibat yang ditimbulkan dengan melihat gerhana matahari dengan cara  salah bisa menyebabkan pengelihatan juga menjadi kabur, dan yang paling parah terjadi kebutaan.

“Gangguan penglihatan ini tidak terjadi secara langsung setelah melihat gerhana, tapi bisa terjadi berhari-hari hingga berminggu-minggu setelahnya,” imbuhnya.

 “Beberapa mahasiswa ITS dibantu dosen Fisika nantinya juga akan melakukan pengamatan GMT di Kenjeran,” ungkapnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper