Kabar24.com, JAKARTA – Indonesia menjajaki peningkatan kerja sama di bidang perdagangan dan politik bersama beberapa negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Di sela-sela KTT Luar Biasa OKI mengenai Palestina Al-Quds Al-Sharif, Minggu (6/3), Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melakukan pertemuan bilateral dengan para menteri.
Bersama Menlu Republik Arab Mesir Sameh Soukry, Menlu Retno sepakat untuk meningkatkan kerja sama di bidang perdagangan dan politik. “Mekanisme bilateral sangat penting dan harapannya pemerintah Mesir memberi perhatian dan kemudahan bagi investor Indonesia,” kata Kemlu dalam keterangannya, Minggu (6/3).
Mesir adalah negara Arab pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada 1946. Nilai perdagangan bilateral dengan Indonesia pada 2013 mencapai US$1,2 miliar, meningkat menjadi US$1,4 miliar pada 2014. Sementara pada periode Januari–November 2015 sebesar US$ 1,28 miliar.
Ekspor utama Indonesia ke Mesir antara lain kelapa sawit & turunannya; ban, karet, kopi, lemari es, freezer; benang filamen buatan, kertas; lemak hewani atau sayuran, minyak & sejenisnya, sabun; papan fiber dari kayu, plywood, panel veneer dan kayu laminasi.
Sedangkan impor utama Indonesia dari Mesir mencakup kalsium & aluminium fosfat, kapur alami & kapur fosfat; kurma, buah ara, nanas, mangga, alpukat, jambu biji, kentang, bit-pulp, ampas tebu, ketumbar, jinten; kapas, karpet, produk tekstil, karbon aktif; produk mineral alam, konsentrat kopi.
Investasi RI di Mesir hingga 2015 mencapai US$260 juta, meliputi sektor industri (tekstil, garmen, makanan, kimia dan teknik) serta jasa (pergudangan dan bahan bangunan). Investasi Mesir di Tanah Air berkisar US$3,6 juta, untuk periode 2006-2015, meliputi sektor wholesale/distributor ekspor-impor, perhotelan, biro perjalanan, dan restoran.
NEGARA LAIN
Selain Republik Arab Mesir, Menlu Retno juga membahas perdagangan dengan beberapa negara anggota OKI lainnya yakni Sieraa Leone dan Mauritania.
Menlu Retno menyampaikan kepada Menlu Sierra Leone Samura M.W. Kamara agar kerja sama perdagangan dapat lebih ditingkatkan dan mendorong saling kunjung di kalangan pebisnis kedua negara.
Dia juga mengundang Sierra Leone untuk memanfaatkan produk Indonesia seperti alat pertanian yang juga telah banyak digunakan oleh negara-negara Afrika lainnya.
Volume perdagangan RI- Sierra Leone pada 2015 sebesar US$24,49 juta, pada posisi RI Surplus US$24 juta. Selama ini Indonesia mengekspo kertas, minyak sawit, sabun, margarin, bahan makanan, ikan kaleng serta mengimpor suku cadang computer dan saklar listrik.
Adapun dengan Menlu Mauritania Isselkou Ould Ahmed Izid Bih, Menlu Retno berharap hubungan bilateral dapat terus ditingkatkan. Perusahaan swasta Indonesia di sektor tambang telah beroperasi di Mauritania sejak 2016 dengan mempekerjakan 100 orang.
Volume perdagangan kedua negara pada 2015 mencapai US$61,086 juta dengan nilai ekspor RI US$59,449 juta, turun dari volume 2014 US$107,78 juta dengan ekspor US$106,81 juta. Sejumlah komoditas unggulan RI pun turut dipromosikan seperti CPO, tekstil, consumer products, dan peralatan listrik untuk kerja sama ke depannya.