Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi menekankan bahwa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) terlahir karena adanya konflik di Palestina.
Dia menyatakan bahwa OKI harus bertanggung jawab, memperjuangkan hak-hak bangsa Palestina untuk hidup damai berdasarkan two-state solution.
"Pernyataan saya di OKI sangat straightforward, menyampaikan isu-isu yang perlu mendapatkan perhatian kita semua, perlu mendapatkan perhatian dari OKI," katanya, di sela-sela Sidang Majelis Umum ke-78 PBB di New York, Jumat (22/9/2023).
Retno menekankan dua hal penting dalam pertemuan Menlu OKI, untuk memberikan saran atas permasalahan di Afghanistan dan Palestina.
Pertama, memastikan penghormatan hak-hak perempuan termasuk memberikan perhatian hak perempuan Afghanistan untuk mendapatkan pendidikan.
"Yang kedua, saya sampaikan pertanyaan, apakah OKI sudah cukup membantu Palestina?," tanyanya kepada para Menlu OKI.
Baca Juga
Lebih lanjut, dia menekankan pentingnya OKI bersatu untuk memerangi Islamophobia dan memajukan dialog antar agama.
Dia menjelaskan bahwa pertemuan OKI tersebut menghasilkan Joint Statement on Repeated Crimes of Desecration and Burning of Copies of Al-Mushaf Ash- Sharif.
"Ini merespons maraknya insiden pembakaran Al Quran akhir-akhir ini," tambahnya.
Sementara itu, dia menyatakan bahwa pertemuan para Menlu OKI seperti itu, dilaksanakan secara rutin setiap tahun di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB.