Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BMKG: Curah Hujan Berkurang, Titik Api di Riau Kembali Bermunculan

Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyatakan keberadaan titik panas Riau melonjak tajam mencapai 27 titik pada Sabtu.
Titik api pemicu kebakaran hutan dan lahan./Ilustrasi
Titik api pemicu kebakaran hutan dan lahan./Ilustrasi

Kabar24.com, PEKANBARU - Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyatakan keberadaan titik api Riau melonjak tajam mencapai 27 titik pada Sabtu, (27/2/2016).

"Berdasarkan pencitraan satelit Terra dan Aqua pada pukul 16.00 WIB terpantau sebanyak 27 titik api di empat kabupaten di Riau," kata Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru.

Dia mengatakan secara keseluruhan peningkatan titik panas secara drastis tidak hanya terjadi di Riau, namun juga di Sumatra. Menurut Sugarin, dibandingkan dengan data pencitraan satelit pada Sabtu pagi tadi, titik api di Riau hanya terpantau sebanyak 23 titik di provinsi.

Namun menjelang sore, keberadaan titik api terus meningkat mencapai 58 titik yang terpantau di lima provinsi yakni Aceh enam titik, Sumatera Barat lima titik, Sumatra Utara 10 titik dan Kepulauan Riau satu titik.

Konsentrasi titik api masih terpusat di Riau dengan 27 titik yang menyebar di empat kabupaten. Menurut Sugarin, Kabupaten Bengkalis merupakan wilayah dengan jumlah titik api terbanyak yakni 18 titik. Adapun di Pelalawan lima titik, Siak tiga titik dan Indragiri Hilir satu titik.

Lebih lanjut, Sugarin menjelaskan bahwa dari 27 titik api yang terpantau di Riau, 24 di antaranya dipastikan sebagai titik api atau mengindikasikan adanya kebakaran lahan dan hutan dengan tingkat kepercayaan di atas 70%. "Titik api terpantau di Bengkalis dengan 17 titik, Pelalawan empat titik dan Siak tiga titik," jelasnya.

Meski keberadaan titik panas Riau terus meningkat, Sugarin menjelaskan bahwa kondisi jarak pandang di wilayah tersebut masih dalam keadaan normal. Di Pekanbaru dan Pelalawan jarak pandang terpantau sembilan kilometer, sementara Rengat dan Dumai delapan kilometer.

Sugarin menjelaskan bahwa keberadaan titik api berpotensi meningkat di provinsi tersebut, terutama pada wilayah yang berada di pesisir atau selata Riau. Menurutnya, wilayah pesisir Riau cenderung memasuki musim kemarau lebih cepat dibandingkan dengan wilayah utara.

Untuk itu, dia mengatakan bahwa setiap hari pihaknya terus meningkatkan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Riau untuk mengantisipasi hal-hal buruk yang berpotensi terjadi di Riau.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper