Kabar24.com, MEXICO CITY - Dua bekas presiden Meksiko, salah satunya Felipe Calderon, menyerang bakal calon presiden utama Partai Republik Donald Trump dengan menyamakannya dengan Adolf Hitler. Tidak itu saja, Calderon juga menyebut Trump rasialis.
Calderon, anggota Partai Aksi Nasional (PAN) yang konservatif, memperingatkan bahwa kebangkitan Trump dalam ajang pemilihan calon presiden AS dari Republik akan memicu sentimen anti-Amerika di seluruh dunia.
"Retorika anti migran Trump tidak ditujukan untuk semua imigran, melainkan kepada (hanya) migran yang memiliki kulit yang berbeda dengan dia dan itu jelas-jelas rasialis," kata Calderon.
Calderon melanjutkan, "Trump tengah mengeksploitasi ketakutan sosial seperti dilakukan Hitler di zamannya."
Dia memperingatkan bahwa Trump akan mengubah AS menjadi negara tetangga Meksiko yang penolak dan pembenci yang bukan menjadi kepentingan besar AS.
Meksiko adalah mitra dagang ketiga paling penting AS setelah Kanada dan Tiongkok. Meksiko dan AS dibatasi rentang perbatasan sejauh 3.145 km.
Trump membuat marah Meksiko dengan menyebut negara itu telah mengirim para pemerkosa dan pembunuh melintasi perbatasan AS. Untuk itu Trump bersumpah akan membuat tembok raksasa yang akan mengusir para imigran gelap dari Meksiko.
Calderon menyebut gagasan Trump itu "bodoh", sedangkan bekas presiden Meksiko lainnya, Vicente Fox (2000-2005), menyebut Trump "gila".
AS, melalui Wakil Presiden Joe Biden yang berkunjung ke Meksiko Kamis lalu, menyebut pesan sejumlah kandidat presiden AS, termasuk Trump, menyangkut Meksiko adalah "berbahaya, merusak dan kurang dinasihati". Namun Biden menyatakan episode xenophobia semacam itu akan berlalu.
Presiden Meksiko saat ini Enrique Pena Nieto menyebut pernyataan Trump mengenai Meksiko adalah "prasangka dan absurd." ()