Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Google Diduga Gelapkan Pajak Rp3,4 Triliun

Lembaga pengawas keuangan Italia menduga raksasa mesin pencari berjaringan Google menggelapkan pajak senilai 227 juta euro atau sekitar Rp3,4 triliun pada 2009 hingga 2003, kata sejumlah sumber penyelidikan pada Kamis (28 Januari 2016).
Google co-founder and President of Alphabet Sergey Brin (kanan) bersama Vice President Project Loon Google Mike Cassidy (kiri), CEO XL Axiata Dian Siswarini (tengah), CEO Indosat Alexander Rusly (kedua kiri), CEO Telkomsel Ririek Adriansyah (kedua kanan) berfoto di depan Balon Project Loon di Kantor Google X Mountain View, California, Amerika Serikat, Rabu (28/10/2015)./Antara-Yudhi Mahatma.
Google co-founder and President of Alphabet Sergey Brin (kanan) bersama Vice President Project Loon Google Mike Cassidy (kiri), CEO XL Axiata Dian Siswarini (tengah), CEO Indosat Alexander Rusly (kedua kiri), CEO Telkomsel Ririek Adriansyah (kedua kanan) berfoto di depan Balon Project Loon di Kantor Google X Mountain View, California, Amerika Serikat, Rabu (28/10/2015)./Antara-Yudhi Mahatma.

Bisnis.com, MILAN - Lembaga pengawas keuangan Italia menduga raksasa mesin pencari berjaringan Google menggelapkan pajak senilai 227 juta euro atau sekitar Rp3,4 triliun pada 2009 hingga 2003, kata sejumlah sumber penyelidikan pada Kamis (28 Januari 2016).

Lembaga pengawas keuangan Italia akan mengirimkan kepada Google laporan dugaan penggelapan pajak itu pada hari sama.

Dalam laporan keuangan Google, perusahaan tersebut membayar pajak sekitar 2,2 juta euro di Italia pada 2014 untuk pendapatan 54,4 juta euro, yang diperoleh di negara itu.

Namun demikian, Otoritas Komunikasi Italia memperkirakan pendapatan Google di negara tersebut sebenarnya 10 kali lipat lebih besar.

Pada pekan lalu, Antara yang juga mengutip REUTERS, mengungkapkan Google sepakat membayar 130 juta poundsterling kepada pemerintahan Inggris untuk kerugian pajak. Beberapa pihak menilai angka tersebut masih terlalu kecil jika dibandingkan dengan keuntungan Google di Inggris.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : REUTERS

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper