Bisnis.com, JOGJAKARTA – Chairman Mayapada Group Tahir mendapat gelar doktor honoris causa dari Universitas Gadjah Mada karena dianggap berjasa luar biasa di bidang pendidikan dan pengajaran. “Kami selektif memberikan penghargaan dan hingga hari ini baru 23 tokoh yang menerima gelar,” kata Rektor UGM Dwikorita Karnawati dalam sidang terbuka di Balai Senat UGM hari ini (Jumat, 22/1/2016).
Ia menjelaskan bahwa UGM hingga hari ini telah memberikan penghargaan kepada a.l. Presiden Soekarno, Wakil Presiden Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, mantan Presiden Kamboja Norodom Sihanouk, Sri Sultan HB X dan WS Rendra. “Hari ini kita memberikan satu tokoh lagi yaitu Dato’ Sri Prof. Dr. Tahir, MBA karena ia sangat bermanfaat bagi bangsa Indonesia dan manusia pada umumnya,” kata Dwikorita.
Kontribusi Tahir bagi dunia kesehatan dan kemanusiaan yang besar, katanya, sehingga ia layak dapat gelar honoris causa dari UGM. Keselarasan nilai-nilai kehidupan antara Tahir dan UGM a.l. kejujuran, nasionalisme, dan sosio entrepreneurship, termasuk kontribusi dalam memerangi penyakit TBC, HIV/AIDS, dan malaria menjadi alasan UGM untuk memberikan gelar kehormatan ini atas jasa-jasanya di bidang kedokteran dan kesehatan masyarakat melalui filantropi.
Presiden ke-3 RI B.J. Habibie juga tampil memberikan sambutan. Tampak hadir pula mantan Panglima TNI Jend. TNI Moeldoko, mantan Kapolri Jenderal (Pol) Da’i Bachtiar, praktisi hukum Todung Mulya Lubis, pengusaha Tanri Abeng dan cendekiawan Komaruddin Hidayat.
Dalam pidatonya yang berjudul Meningkatkan Mutu Pelayanan Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Kemanusiaan Melalui Filantropi, pria kelahiran Surabaya, 26 Maret 1952, itu mengatakan bahwa ia sangat bangga menerima gelar kehormatan dari UGM.
“Filantropi bukan hanya kegiatan pendanaan semata, akan tetapi melibatkan rasa kemanusiaan yang diwujudkan dalam kegiatan manajerial lain. Filantropi harus melakukan perencanaan yang matang, monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan," katanya.
Bagi menantu taipan Mochtar Riady itu, filantropi bukan gaya atau hobi, namun merupakan penerjemahan dari visinya yang menjadi komitmen untuk direalisasikan. Tahir tampil gagah ketika pidato dengan toga hitam dan selendang hijau. “Sekarang saya resmi sebagai alumni dari UGM,” katanya disambut tepuk tangan hadirin. Padahal, ia melanjutkan pidatonya, “saya rakyat biasa yang hanya anak juragan becak di Surabaya.”
Habibie dalam sambutannya mengatakan bahwa Tahir mendapatkan nilai-nilai yang positif dari orang tuanya, terutama ibu, dan seorang pekerja keras serta telah mengalami proses keunggulan. “Pak Tahir bertekad membantu siapa pun,” katanya.