Kabar24.com, JAKARTA --Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengungkapkan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memiliki peranan penting untuk memantau aktivitas di media sosia terkait dengan dugaan komunikasi yang mengarah ke terorisme.
Neta mengingatkan ketika Bahrun Naim—tokoh ISIS yang diduga dibalik serangan Ledakan Thamrin pada 14 Januari— ditangkap pada 2010 karena kepemilikan senjata api, banyak komentar di Facebook yang menyatakan kesiapannya melawan polisi.
Selain itu, dia menuturkan, pihak intelijen juga harus tetap memetakan kantong-kantong radikalisme di seluruh Tanah Air. Tak hanya itu, sambungnya, pemantauan aktivitas terhadap orang-orang yang kembali dari Timur Tengah juga harus dilakukan.
“Mereka yang pergi ke Timur Tengah juga ditawarkan pekerjaan. Sehingga harus dicek, apakah mereka pergi itu untuk mendapatkan pekerjaan atau kamuflase,” kata Neta yang dikutip Bisnis.com Sabtu(16/1).
Neta juga menyatakan pencegahan terorisme harus dilakukan dari keluarga yang mengawasi anak-anak remaja mereka terkait dengan aktivitas internet maupun aktivitas fisik. Selain itu, pemerintah—lintas lembaga—juga melakukan pembinaan terhadap remaja untuk mencegah radikalisme di kalangan mereka.
Kepolisian menyatakan tokoh ISIS di Indonesia Bahrun Naim tengah berada di Suriah. Neta mengingatkan para pendukung ISIS tak hanya berada di kantong-kantong radikal, namun mereka pun kini menyebar.
"Mereka menyebar karena untuk menyelamatkan diri dari kejaran aparat," katanya.