Kabar24.com, JAKARTA -- Polisi dan Tim Gegana yang baru datang ke lokasi kejadian bom beberapa menit setelah bom pertama meledak di kedai kopi brand Amerika di Jalan Thamrin Jakarta Pusat, menuai banyak komentar netizen. Polisi dinilai kecolongan.
Pengamat terorisme dari CIIA, Harits Abu Ulya mengatakan, bahwa kedatangan Polri yang sedikit terlambat bukan karena kecolongan.
"Polri tidak kecolongan, tapi lengah. Tiga menit setelah bom baru datang bukan kecolongan itu, karena beberapa anggota polri masih ada yang berjaga di ring satu," ujarnya dalam diskusi akhir pekan di warung daun, Jakarta, Sabtu (16/1/2016).
Menurutnya, jika polisi kecolongan, tidak akan terjadi baku tembak antara polisi dan pelaku teroris di Jalan M.H Thamrin depan Sarinah.
Harits juga mengatakan, ledakan yang terjadi di depan kedai kopi tempat bom pertama terjadi buka merupakan bom bunuh diri melainkan karena tembakan yang mengenai tas pelaku teroris yang berisi bom rakitan.
"Kalau itu bom bunuh diri pasti pelaku sudah hancur badannya. Dia mati karena tertembak oleh oknum polisi. Kemudian tas yang dia bawa berisi bom juga tertembak makanya meledak," jelasnya.
Sebelumnya, timbul spekulasi dari beberapa saksi mata serta video yang beredar atas aksi terorisme di bilangan Thamrin Kamis (14/1) lalu bahwa dua pelaku teroris yang bersembunyi dibalik mobil dan kemudian meledak merupakan aksi bom bunuh diri.
Detik-detik sebelum bom meledak, terlihat salah satu pelaku tertunduk dan memegang tasnya seperti sedang merakit bom yang kemudian dia ledakkan.
"Dia tertunduk itu bukan karena sedang merakit bom, tapi karena kakinya tertembak lewat kolong mobil makanya dia jatuh, kemudian tas yang berisi bom juga tertembak sehingga meledak," ungkapnya.