Bisnis.com, PARIS - Kepala perusahaan penerbangan Prancis Air France Frederic Gagey mengatakan ketakutan akan ancaman bom, yang memaksa salah satu pesawat mereka mendarat darurat di Kenya, adalah informasi peringatan yang keliru.
"Setelah dikaji, itu ternyata itu peringatan keliru," kata Gagey merujuk pada benda, yang ditemukan di toilet pesawat dalam penerbangan dari Mauritius ke Paris tersebut, Minggu (20/12/2015).
Semua keterangan yang mereka miliki hingga kini, menunjukkan bahwa benda tersebut tidak bisa menyebabkan ledakan yang membahayakan pesawat itu, tetapi hanya terdiri atas campuran karton, serpihan kertas, dan alat pengatur waktu.
Awak pesawat memutuskan melakukan pendaratan darurat di Kenya setelah benda mencurigakan itu ditemukan. Penumpang diungsikan dengan menggunakan peluncur.
Prancis, yang menetapkan kesiagaan setelah serangan oleh kelompok bersenjata pada November, yang menewaskan 130 orang, adalah salah satu dari banyak negara, yang mengambil tindakan pencegahan keamanan ekstra.
Kelompok bersenjata ISIS yang mengaku bertanggung jawab atas serangan Paris beberapa waktu lalu itu mengatakan mereka juga bertanggung jawab atas jatuhnya jet Rusia pada Oktober, dengan menyelundupkan bom di dalam pesawat, yang kemudian menewaskan seluruh 224 orang dalam penerbangan tersebut.
Mendarat Darurat Di Kenya, Bos Air France Akui Dapat Informasi Keliru
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
2 jam yang lalu
Taruhan Besar di Saham Adaro Minerals (ADMR)
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
17 menit yang lalu
KPK Jamin Kegiatan OTT Tidak Akan Dihilangkan Pimpinan Baru
40 menit yang lalu
Prabowo Teken Keppres, Pilkada 27 November Jadi Libur Nasional
52 menit yang lalu
Mengenal Oreshnik, Rudal Hipersonik Rusia yang Gempur Ukraina
1 jam yang lalu