Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KTM WTO X NAIROBI: Polarisasi Kian Mengeras, RI Cari Jalan Tengah

Alih-alih mereda, polarisasi dalam negosiasi isu pertanian antara negara maju dan berkembang pada Konferensi Tingkat Menteri (KTM) Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/ WTO) X di Nairobi, Kenya, justru kian mengeras hingga sehari menjelang perhelatan tersebut berakhir.
Konferensi Tingkat Menteri, Nairobi, Selasa (14/12/2015). /wto.org
Konferensi Tingkat Menteri, Nairobi, Selasa (14/12/2015). /wto.org

Bisnis.com, NAIROBI – Alih-alih mereda, polarisasi dalam negosiasi isu pertanian antara negara maju dan berkembang pada  Konferensi Tingkat Menteri (KTM) Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/ WTO) X di Nairobi, Kenya, justru kian mengeras hingga sehari menjelang perhelatan tersebut berakhir.

Negara maju seperti Australia, Amerika Serikat dan Uni Eropa  kukuh mendesakkan proposal kompetisi ekspornya sembari menolak proposal perlakuan khusus dan berbeda yang diajukan negara berkembang. Sebaliknya, negara berkembang yang dimotori Kenya, India, dan China juga menolak proposal tersebut.

Di tengah kengototan masing-masing kelompok negara itu, Indonesia bermanuver mencari jalan tengah dengan menyerukan ‘gencatan senjata’. Langkah Indonesia ini didukung oleh sejumlah negara Asean dan sebagian anggota G-33, meski sebagian yang lain seperti India, China, juga Kenya, tak menggubrisnya.

Menteri Perdagangan RI Thomas Lembong mengatakan pihaknya telah menghitung risiko dilakukannya manuver itu. Indonesia tidak ingin KTM WTO X Nairobi gagal justru di tengah melemahnya perekonomian negara berkembang dan tergerusnya daya saing ekspor akibat fenomena perang kurs.

“Memang beberapa negara protes pada kami. Tapi kami bisa jelaskan situasinya. Indonesia dan semua negosiator di Nairobi ini tidak ingin pulang dengan tangan hampa. Dalam polarisasi yang mengeras seperti ini, ruang titik temu yang ada semakin kecil. Jangan pula kita lalu kehilangan itu,” katanya, Kamis (17/12).

Agenda kompetisi ekspor produk pertanian yang didesakkan negara maju dalam KTM WTO X ini adalah proposal subsidi ekspor, kredit ekspor, badan usaha ekspor, serta bantuan pangan. Keempat isu ini adalah bentuk subsidi domestik pertanian yang ditentang habis negara berkembang.

Sementara itu, negara berkembang mendesakkan proposal perlakuan khusus dan berbeda, mekanisme pengamanan khusus, dan badan penyangga untuk ketahanan pangan. Isu-isu ini juga ditentang habis oleh negara maju. Di luar itu, ada proposal bantuan untuk negara miskin (least developed countries/ LDCs).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Bastanul Siregar

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper