Bisnis.com, NAIROBI – Menguatnya desakan agar Konferensi Tingkat Menteri (KTM) Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) X di Nairobi, Kenya, menghasilkan kesepakatan yang signifikan telah mengintensifkan komunikasi antarnegosiator, di tengah munculnya usulan untuk mengembalikan negosiasi Putaran Doha ke titik nol.
Komunikasi itu terlihat antara lain pada negosiator dari 48 negara berkembang yang tergabung dalam G-33. Kelompok G-33 sendiri sebelumnya telah menghasilkan komunike bersama yang mendesak negara maju menyetujui revisi terbaru proposal Special Safeguard Mechanism/ SSM yang sudah lebih realistis.
Menteri Perdagangan RI Thomas Lembong mengatakan komunikasi intensif tidak hanya dilakukan kepada negara anggota G-33, di mana Indonesia bertindak sebagai koordinatornya. Tim negosiator Indonesia juga telah bertemu dengan tim negosiator dari seluruh negara anggota Asean.
“Memang ada rasa frustasi dan kekecewaan terhadap perjalanan negosiasi di WTO setahun terakhir ini. Tapi kita tetap harus berusaha mencari jalan keluar yang terbaik, apalagi di tengah tren melemahnya pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang seperti sekarang,” katanya, Rabu (16/12).
Usulan untuk mengembalikan negosiasi Putaran Doha ke titik nol sebelumnya diungkapkan Perwakilan Perdagangan Amerika Serikat Michael Froman. Dia mengingatkan peluang KTM WTO X di Nairobi 15-18 Desember untuk menyelesaikan perundingan terkait dengan Agenda Pembangunan Doha sangat kecil.
Komentar ini muncul setelah sejumlah negara juga mengamini agar WTO membubarkan negosiasi yang dimulai pada 2001 itu, dan memulainya dari awal lagi. “Sekarang saatnya dunia melepaskan diri dari kungkungan Agenda Pembangunan Doha,” kata Froman.
Memang, berdasarkan pantauan Bisnis, hingga menjelang akhir hari kedua KTM WTO X di Nairobi, belum ada satu pun isu utama Putaran Doha yang disepakati, baik isu milik kelompok negara maju yaitu subsidi dan akses pasar produk pertanian, maupun isu negara berkembang yakni perlakuan khusus dan berbeda.
Akan tetapi, hal lain seperti negosiasi yang terkait dengan isu cadangan pangan publik untuk keamanan pangan, penurunan tarif bea masuk produk yang ramah lingkungan dan produk teknologi informasi, diyakini akan membuahkan kesepakatan.
Beberapa pokok negosiasi itu akan menambah daftar kesepakatan yang sudah diperoleh sebelumnya di Jenewa untuk disahkan di KTM WTO X di Nairobi, yaitu program bantuan untuk negara kecil dan miskin, program kerja perdagangan online, serta komplain tentang hak atas kekayaan intelektual.