Bisnis.com, NAIROBI – Desakan agar Konferensi Tingkat Menteri (KTM) Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/ WTO) X di Nairobi, Kenya, dapat menghasilkan kesepakatan yang signifikan kian menguat, di tengah usulan Amerika Serikat untuk mengembalikan negosiasi Putaran Doha ke titik nol.
Presiden Kenya Uhuru Kenyatta menyatakan para negosiatornya telah berkomunikasi dengan seluruh perwakilan anggota WTO asal Afrika. Para negosiator itu sepakat untuk bekerja semaksimal mungkin guna mencegah KTM Nairobi menjadi titik balik perjalanan Agenda Pembangunan Doha.
“Negosiator kami juga telah berkomunikasi dengan negara-negara berkembang lain dari Asia dan Amerika Latin. Afrika tidak ingin KTM ini berakhir tanpa kesepakatan yang signifikan. Karena itu, kami menyeru agar negara-negara maju juga tidak membiarkan perundingan ini sia-sia,” ujarnya, Rabu (16/12)
Seruan agar KTM WTO X Nairobi dapat menghasilkan kesepakatan yang signifikan juga diungkapkan oleh hampir seluruh menteri perdagangan negara berkembang anggota WTO, saat menyampaikan pidatonya secara bergiliran, masing-masing 3 menit, mulai Rabu pagi waktu setempat.
Tak hanya dari negara berkembang, sejumlah menteri negara maju seperti Menteri Perdagangan Luar Negeri Prancis Matthias Fekl dan Menteri Pembangunan dan Perdagangan Finlandia Lenita Toivakka juga mendesakkan hal serupa. “Deal di Nairobi ini sangat mungkin. Dan kita bisa meraihnya,” kata Toivakka.
Dirjen WTO Roberto Azevêdo mengingatkan tahun 2015 adalah tahun di mana dunia menunjukkan kerja sama yang monumental untuk menyelesaikan sejumlah permasalahan signifikan, yang tidak hanya terkait dengan politik dan ekonomi, tetapi juga masalah yang lebih mendasar, yaitu kemanusiaan.
Menurut dia, diadopsinya Agenda Pembangunan Berkelanjutan Tahun 2030 oleh PBB pada September lalu, juga dicapainya kesepakatan bersejarah tentang isu perubahan iklim di Paris 12 Desember lalu telah menunjukkan semangat kebersamaan yang harus menginspirasi para negosiator di Nairobi.
“Kami mendesak kepada seluruh tim negosiator di Nairobi untuk dapat meraih momentum ini, dan bersama-sama mencapai kompromi yang saling menguntungkan, sehingga semua pihak dapat pulang dengan kesepakatan yang signifikan, bukan pulang dengan sia-sia,” tandasnya.