Kabar24.com, JAKARTA -- Tahun ini, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) genap berusia 70 tahun. Organisasi terbesar yang menaungi jutaan pendidik di Indonesia itu pun berencana menggelar peringatan hari ulang tahun (HUT) PGRI pada 13 Desember.
Namun, rencana menggelar peringatan hari ulang tahun PGRI pada 13 Desemberini mendapat sandungan dari Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Yuddy Chrisnandi.
Dalam surat edaran bernomor B/3903/M.PANRB/12/2015 tertanggal 7 Desember 2015 tersebut, Yuddy mengimbau seluruh guru di Indonesia untuk tidak mengikuti perayaan HUT PGRI pada 13 Desember. Surat ini ditujukan pada seluruh pemerintah daerah mulai dari gubernur, bupati/walikota, kepala dinas pendidikann provinsi maupun kabupaten/kota.
Ketua Umum Pengurus Besar Pusat PGRI, Sulistiyo pun angkat suara. Dia mempertanyakan larangan Menteri PAN RB tersebut, apalagi jika dikaitkan dengan profesionalisme guru.
"Sungguh dangkal sekali jika pemerintah menganggap kedatangan guru untuk menghadiri peringatan ulang tahun adalah bentuk kurang profesionalismenya," ujar Sulistiyo dalam keterangan tertulis yang diterima Bisnis.com, Jumat (11/12/2015).
Sulistiyo menilai, perayaan HUT PGRI tidak ada hubungannya dengan profesionalisme. Apalagi perayaan tersebut diselenggarakan pada Minggu, ketika para guru libur dari aktivitas mengajar.
"Kami tetap akan menggelar perayaan HUT ke-70 PGRI di Gelora Bung Karno, Senayan. Acara tersebut akan dihadiri oleh 100 ribu guru dari seluruh penjuru Indonesia. Kami juga mengimbau agar para guru tetap tenang dan tidak terprovokasi," paparnya.
Tanggapan juga datang dari pengurus PGRI di daerah. Ketua PGRI Kota Sukabumi Dudung Koswara, MPd menyampaikan, larangan terhadap organisasi dalam mengadakan peringatan HIT mereka sama saja seperti membunuh semangat para pendidik.
"Komunitas guru bukan komunitas preman dan para pejuang petualang politik yang suka melahap anggaran negara melainkan komunitas abdi negara yang terus berjuang menguatkan dirinya demi NKRI," tambahnya.