Kabar24.com, JAKARTA- Masih dijumpainya masalah dalam bidang pendidikan di Tanah AIr bukan disebabkan karena karena kualitas guru, tapi karena berhentinya guru belajar. Bagaimana cara memotivasinya?
Merasakan semangat guru belajar di berbagai daerah, Kampus Guru Cikal mengadakan Temu Pendidik Nusantara pada Sabtu, 21 Nopember 2015 di Sekolah Cikal, Cilandak sebagai ajang berbagi pengalaman dan saling belajarantar guru. Kegiatan yang bertema Merajut Keragaman, Mewujudkan Pembelajar Sepanjang Hayat.
Guru Belajar yang diinisiai oleh Kampus Guru Cikal adalah sebuah komunitas pendidik untuk berbagi praktik cerdas pengajaran dan pendidikan, yang telah hadir di 18 daerah mulai dari Lampung di barat danTimika di timur.
Komunitas ini meyakini bahwa guru belajar lewat kolaborasi yang beragam. Keragaman bentuk kolaborasi terwujud pada Temu Pendidik di setiap daerah, Temu Pendidik Nusantara yang memberi kesempatan guru belajar dari sesama guru maupun dari non-guru.
Berhentinya semangat guru belajar berakar pada salah kaprah guru belajar.
"Ada tiga salah kaprah yang menghambat guru belajar," kata Najelaa Shihab, Penggagas Komunitas Guru Belajar.
Ketiga hal yang menghambat guru belajar itu adalah:
Pertama, guru malas belajar kecuali bila ada insentif eksternal dalam bentuk tunjangan atau hadiah. Kenyataannya, guru secara alami mempunyai kebutuhan internal untuk belajar.
Kedua, guru hanya perlu tahu cara melakukan sesuatu tidak perlu dan tidak bisa paham mengapa melakukan sesuatu. Padahal, kesadaran mengapa melakukan sesuatu bisa menjadi motivasi yang luar biasa bagi guru belajar.
Ketiga, kompetensi guru adalah kompetensi yang bisa diukur, diinterpretasi dan ditingkatkan secara individual tanpa mempertimbangkan konteks ekosistem. Kenyataannya, pembelajaran guru bersifat sosial, iklim yang positif dibutuhkan guru belajar.
Semangat guru belajar memang berasal dari motivasi internal yang ada dalam diri guru.
“Proses guru belajar, bagi saya, semacam menjalani berbagai petualangan, termasuk petualangan menyelami diri sebagai pendidik, mencoba keluar dari jebakan, berupa rasa puas, perasaan 'sudah-mengerti', dan perasaan 'tidak-boleh-salah',” ujar Diana DwiJayanti, Penggerak Komunitas Guru Belajar Tuban.