Kabar24.com, JAKARTA -- Selama pelaksanaan Uji Kompetensi Guru (UKG) yang telah berlangsung selama satu minggu ini telah meresahkan beberapa guru khususnya guru di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Berdasarkan laporan yang didapat dari posko pengaduan UKG 2015 yang dibuka oleh Federasi Serikat Guru Indonesi (FSGI), sejumalh guru SMK resah akan hasil UKG yang dia dapatkan.
Pasalnya, materi yang diujikan dalam UKG tidak sesuai dengan bahan ajar dia terapkan selama ini.
"Guru SMK resah karena hilangnya beberapa paket keahlian pada kurikulum 2013. Sehingga banyak guru yang ikut UKG tidak sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya," kata Retno melalui keterangan tertulis yang diterima Bisnis.com, Jakarta, Rabu (18/11/2015).
Retno mencontohkan, misalnya bagi guru listrik, yang mengampu mata pelajaran Teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik (TIPTL), harus ikut UKG Teknik Jaringan Tenaga Listrik (TJTL) karena sertifikasinya Teknik Distribusi Tenaga Listrik.
Sementara di sekolah hanya ada jurusan Teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik. Jurusan Teknik Distribusi Tenaga Listrik yang sudah diganti menjadi TJTL di kurikulum 2013 tidak ada di sekolah.
Wakil Sekjen FSGI Reza M Tanjung mengatakan, banyak muncul pertanyaan dari kalangan guru SMK apakah hasil UKG mampu menggambarkan kemampuan guru yang sebenarnya. Sebab ada perbedaan mata pelajaran tersebut.
"Lalu, andaikan guru-guru ini nilai UKG nya rendah, dan harus ikut pelatihan sesuai dengan mata pelajaran UKGnya Teknik Jaringan Tenaga Listrik, apalah arti pelatihannya, karena sampai di sekolah ia akan mengajar Teknik Jaringan Tenaga Listrik," tukasnya.
Untuk itu, FSGI meminta kepada pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk dapat meninjau kembali instrumen soal UKG khususnya bagi guru SMK agar sesuai dengan apa yang menjadi materi ajarnya sehari-hari serta kemampuan pedagogig yang sesuai kurikulum saat ini.