Bisnis.com, JAKARTA—Manuver Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli melalui gebrakan ‘Rajawali Ngepret’ yang sering didengungkannya menuai pujian dari sejumlah pihak, salah satunya Dewan Harian Nasional 45.
Ketua Umum Dewan Harian Nasional 45, Jenderal TNI (Purn) Tyasno Sudarto mengungkapkan jurus kepret nasional dari Rizal Ramli dibutuhkan untuk menyembuhkan para pecundang dari demam neoliberalisasi.
“Tujuannya, agar mereka segera berselaras dengan para founding fathers yang programnya sudah ditetapkan Presiden Jokowi,” jelas mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) saat membuka Seminar Kebangsaan di Gedung Joang, Jakarta, Rabu (28/10/2015).
Menurutnya, pemerintahan Joko Widodo kini berada dalam fase pelolosan diri dari kepungan neolib. "Kepungan para kompeni yang membawa kepentingan asing, dan kepentingan konspirator global."
Oleh sebab itu, dia menegaskan Indonesia butuh gebrakan untuk membangunkan seluruh elemen bangsa guna berjuang demi mahardika, demi Indonesia yang merdeka sepenuhnya.
“Kita beruntung ada gebrakan Rajawali Negpret dari Bapak Rizal Ramli, Menko Maritim dan Sumber Daya. Beliau melakukan perbuatan kebangsaan sehingga kita harus merujuknya menjadi Jurus Kepret Nasional,” paparnya di depan Menko Rizal Ramli.
Sementara itu, Rizal Ramli yang menjadi pembicara kunci pada seminar kebangsaan tersebut menyatakan sangat sependapat dengan Tyasno.
Rizal melihat Indonesia adalah bangsa yang besar dengan penduduk lebih dari 256 juta jiwa, Indonesia memiliki garis pantai yang panjang dan sumber daya alam (SDA) yang luar biasa.
“Namun, sayangnya, semua golden opportunity anugrah Allah Yang Maha Kuasa itu berlalu begitu saja dan menjadi missing opportunity. Hutan, minyak, batubara, dan ikan dari bumi Indonesia hanya dinikmati segelintir elit pennguasa dan pengusaha. Sedangkan sebagian besar rakyat sangat sedikit menikmatinya,” paparnya.
Dia mencontohkan, bagaimana perilaku keblinger para elit telah menyebabkan rakyat Indonesia tidak bisa menikmati SDA dengan wajar.
Freeport yang telah hadir sejak 1967, ujar Rizal, nyaris tidak memberi manfaat bagi warga Papua khususnya dan rakyat Indonesia pada umumnya.
“Hal ini terjadi karena pejabat Indonesia gampang disogok dan bermental inlander,” tegasnya.
Kalau dulu, lanjut Rizal Ramli, para pahlawan berjuang melawan penjajah agar Indonesia merdeka.
Kini wujud perjuangan dan bela negara, antara lain para pejabat tidak boleh lagi mengeluarkan kebijakan yang hanya menguntungkan kepentingan asing dan merugikan bangsanya sendiri.
Singkat kata, Rizal meminta para pejabat untuk berhenti menjual negara kepada asing. Menurutnya, ini adalah saatnya Indonesia belajar dari kesalahan para elit di masa lalu.
Dia menegaskan golden opportunity berupa gas, mineral dan lainnya harus dimanfaatkan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat sebagaimana amanat pasal 33 UUD 1945.
“Saya mengajak para senior di DHN 45 yang sangat saya hormati, untuk bersama-sama mengubah dan menulis ulang sejarah bangsa untuk Republik Indonesia yang lebih baik,” ujar Rizal yang pernah menjadi Menko Perekonomian di era kepemimpinan Alm. Gus Dur.