Bisnis.com, JAKARTA—Pentingnya kerja sama yang akan dibangun antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah dan pengusaha Amerika Serikat, menjadi alasan utama Presiden tetap melaksanakan lawatan ke Negara Paman Sam tersebut.
Pramono Anung, Sekretaris Kabinet, mengatakan kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Amerika Serikat untuk menepis anggapan yang menyebut ada jarak di antara kedua negara. Apalagi, Indonesia menganut politik luar negeri bebas aktif sejak merdeka.
“Anggapan ada jarak antara Indonesia dengan Amerika Serikat dijawab dengan komitmen investasi senilai US$20,5 miliar. Ini komitmen investasi terbesar negara itu ke Indonesia sejak era reformasi,” katanya di Jakarta, Rabu (28/10).
Pramono menuturkan Presiden Jokowi selalu mengutamakan hasil dalam kunjungan kerjanya ke beberapa negara sahabat. Dalam kunjungan tersebut, Presiden juga tidak terlalu mengedepankan diplomasi, tetapi lebih menggunakannya waktunya untuk mempromosikan Indonesia.
Menurutnya, Presiden ingin memastikan investor dari mana pun mengetahui saat ini Indonesia sudah terbuka kepada investor, dan berupaya untuk memperbaiki iklim investasi. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan daya saing perekonomian nasional di tengah pelambatan ekonomi dunia.
Sebelumnya Presiden Jokowi mempercepat lawatannya di Amerika Serikat untuk menuju wilayah terkena kabut asap di Sumatra dan Kalimantan. Presidn bahkan mempertimbangkan untuk berkantor di Palembang untuk semantara, agar dapat memastikan upaya penanganan korban kabut asap berjalan baik.
Dengan dipercepatnya lawatannya di Amerika Serikat, Presiden membatalkan rencana kunjungannya ke Pantai Barat negara tersebut, untuk bertemu beberapa petinggi perusahaan.
Dia pun meminta Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, dan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, untuk menggantikannya bertemu beberapa petinggi perusahaan itu.