Kabar24.com, JAKARTA-- Wakil Sekretaris Jenderal PKB, Lukman Edy menegaskan, pemberitaan Arzetti Bilbina dan beredarnya surat yang mengatasnamakan PKB soal rekrutmen pendamping desa merupakan upaya sistematis untuk memecahbelah PKB.
Menurut dia, pengurus PKB tidak terlibat dalam kasus surat komitmen fee dana pendamping desa.
"Soal beredarnya surat yang mengatasnamakan PKB untuk melakukan pungutan liar terhadap rekrutmen pendamping desa, ini adalah fitnah, dilakukan oleh orang-orang yang mengganggu PKB dan merusak nama Baik Menteri Desa Marwan Jafar yang merupakan kader PKB," kata Lukman Edy di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (28/10/2015).
Ditegaskan, kalaupun dilakukan oleh oknum kader PKB di bawah, ini jelas penyimpangan.
"PKB pasti akan memberi sanksi kepada oknum tersebut. PKB sebagai institusi tidak pernah memerintahkan kader seperti itu, apalagi kemudian mengedarkannya kepada calon-calon pendamping desa," kata Wakil Ketua Komisi II DPR itu.
Sebelumnya, beredar kabar lewat pesan singkat bahwa Arzetti kepergok berduaan bersama Letnan Kolonel Kavaleri Rizki Indra Wijaya di Hotel Arjuna oleh Detasemen Polisi Militer Divisi Infanteri II.
Keduanya lantas dibawa ke Markas Denpom Divif II tersebut. Tidak lama kemudian, suami Arzetti, Didit, mendatangi markas itu. Dari hasil koordinasi Asisten Intelijen Kodam V/Brawijaya dan Denpom V/3 Malang, Rizky, Arzetti, dan Didit dibawa ke Markas Denpom V/3 Malang untuk diperiksa.
Adapun Komandan Komando Distrik Militer 0816 Sidoarjo Letnan Kolonel Kavaleri Rizki Indra Wijaya mengakui bertemu dengan Arzetti Bilbina di sebuah hotel di Lawang, Kabupaten Malang. Menurut Rizki, pertemuan itu sebatas membahas dana bantuan pembangunan masjid di panti asuhan yang ia asuh.
"Jadi kabar yang beredar di media bahwa ada penggerebekan itu tidak benar. Apalagi pertemuan itu di teras kamar dan ada sejumlah kader Muslimat NU (Nahdlatul Ulama)," kata Rizki di kantornya, Markas Kodim 0816 Sidoarjo, Jalan Lingkar Timur, Sidoarjo, Senin (26/10/2015).