Kabar24.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli, ingin Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, bisa menjadi kiblat wisata bagi umat Buddha dari seluruh dunia.
"Kami ingin bikin Borobudur jadi Mekkah-nya orang Buddha. Ibaratnya buat orang Islam, harus naik haji dulu sebelum meninggal," katanya saat membuka acara Tribute to Batik, di salah satu mal kawasan Blok M, Jakarta, Sabtu (3/10).
Menurut menteri koordinator perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu, Candi Borobudur jauh lebih indah ketimbang Angkor Wat di Kamboja.
Oleh karena itu, Ramli ingin Candi Borobudur menjadi tujuan religius umat Buddha.
"Kalau orang Kristen sebelum meninggal ke Jerusalem, orang Islam naik haji dulu ke Mekkah, nach orang Buddha kudu ke Borobudur," ujarnya.
Dengan begitu, Bobobudur kemungkinan akan lebih banyak digunakan untuk kegiatan religius. "Tapi kita harus perbaiki," katanya.
Dia juga menyinggung sejumlah upaya peningkatan pariwisata Indonesia lain, seperti Danau Toba di Sumatera Utara, Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur, dan Kepulauan Seribu di DKI Jakarta.
Menurut dia, Indonesia sudah tidak bisa lagi terus menjual Bali. "Bali itu sudahoversold. Kita perlu kembangan kawasan wisata baru dan kami menetapkan ada 10 lokasi baru," ujarnya.
Sebanyak 10 tujuan wisata itu, yakni Danau Toba (Sumatera Utara), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Bromo (Jawa Timur), Labuan Bajo (NTT), Mandalika (NTB), Morotai (Maluku), Yogyakarta, Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Belitung (Bangka Belitung), dan Tanjung Lesung (Banten).
Pengembangan tujuan-tujuan wisata itu, menurut dia, penting dilakukan guna meraih target kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara per tahun dalam lima tahun mendatang itu.
"Jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia itu 10 juta orang, target kami dalam lima tahun itu 20 juta orang per tahun sehingga yang kerja langsung di sektor itu bisa meningkat dari tiga juta orang menjadi tujuh juta orang. Begitu pula, pekerja tidak langsungnya akan bisa naik dua kali lipatnya," katanya.
Efeknya akan luar biasa, termasuk efek pengganda di subsektor pendukung.