Kabar24.com, JAKARTA - Tidak hanya sekolah di daerah terpencil dan dekat dengan pegunungan atau laut yang rawan bencana. Wilayah perkotaan juga merupakan wilayah rawan bencana, khususnya Ibu Kota Jakarta yang setiap tahunnya dilanda banjir dan kebakaran.
Untuk itu, perlu ada sosialisasi siaga bencana khususnya di sekolah, karena anak-anak merupakan kelompok yang paling rentan saat terjadi bencana.
Salah satu yang telah melaksanakan program sekolah aman adalah SD Negeri Duri Utara 03 Pagi, yang terletak di daerah padat penghuni dan daerah industri konveksi rumahan sehingga rentan terjadi bahaya kebakaran.
"Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bersama Plan Internasional telah mengadakan pelatihan tentang Pengurangan Resiko Bencana (PRB) dalam rangka sekolah aman," ujar Kepala Sekolah SDN Duri Utara 03 Pagi, Dana Helly dalam Konferensi Nasional Sekolah Aman, Jakarta [ada Selasa (29/9/2015).
Dana menuturkan pelatihan PRB diintegrasikan kedalam pembelajaran di sekolah guna meningkatkan keterampilan siswa dalam menanggulangi bencana.
"Kita juga bekerja sama dengan Damkar untuk simulasi kebakaran serta pelatihan tentang pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) oleh palang Merah Indonesia (PMI). Jelas pelatihan ini sangat berguna sekali untuk melatih siswa siap siaga bencana," tuturnya.
Dengan adanya pelatihan yang dilakukan di sekolah kepada seluruh anggota sekolah, dapat pula ditularkan kepada lingkungan sekitar terutama keluarga. Agar jika sewaktu-waktu terjadi bencana di lingkungan tempat tinggalnya seluruh warga telah tanggap.
"Kita juga kan berharap sosialisasi di sekolah bisa disebarkan ke lingkungan sekitar tempat tinggal masing-masing. Karena di Kelurahan Duri Utara setiap musim kemarau selalu terjadi kebakaran," kata Dana.
Namun, diakuinya, belum ada peran aktif dari orang tua pada kegiatan sekolah aman turut menghambat kegiatan.
Untuk itu, perlu adanya pertemuan rutin orang tua murid dalam rangka sosialisasi sekolah aman.