Kabar24.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia dan Timor Leste menargetkan penyelesaian dua titik perbatasan darat di Noel Besi-Citrana, dan Bijael Sunan-Oben selesai tahun ini.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan penyelesaian persoalan perbatasan kedua negara menjadi salah satu dari dua isu utama yang dibicarakan dengan Perdana Menteri Rui Maria de Araujo. Pasalnya, hingga kini masih ada beberapa titik perbatasan darat dan laut yang belum diselesaikan oleh kedua negara.
“Perbatasan darat ada dua titik yang belum selesai, dan tadi sudah disepakati untuk diselesaikan pada akhir tahun ini,” katanya di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (26/8/2015).
Presiden Jokowi menuturkan Pemerintah Indonesia dan Timor Leste juga sepakat untuk memulai pembicaraan perbatasan laut bagian utara, sebelum nantinya menyelesaikan perbatasan laut bagian selatan.
Pimpinan kedua negara tersebut juga akan menginstruksikan kementerian yang berwenang untuk memulai diskusi perbatasan laut sesuai United Nation Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) 1982.
Kedua negara juga akan memberikan mandat kepada tim teknis dari masing-masing negara untuk memulai pembahasan perbatasan sebelum pertemuan komite perbatasan bersama atau Joint Border Committee (JBC) pada 2015.
“Hubungan Indonesia dengan Timor Leste tidak hanya sebagai teman, atau tetangga dekat, tetapi lebih jauh lagi sebagai saudara dekat,” ujarnya.
Sementara itu, Perdana Menteri Araujo, mengatakan pihaknya akan mempercepat penyelesaian tapal batas darat kedua negara. Saat ini, ada sembilan pintu perbatasan yang digunakan sebagai jalur keluar-masuk orang-orang dari kedua negara.
“Kami siap memulai diskusi mengenai batas maritim dengan Indonesia sesuai UNCLOS 1982, di mana kedua negara menjadi bagian di dalamnya,” ucapnya.
Menurutnya, Timor Leste juga telah memiliki tim teknis untuk mengajukan inisiasi dan melakukan konsultasi mengenai tapal batas kedua negara. Dia berharap tim teknis tersebut dapat bertemu perwakilan Indonesia sebelum pertemuan JBC di Dili.