Bisnis.com, MEDAN - Hingga Agustus 2015, sebanyak 318 hektare lahan pertanian di Padang Lawas Utara mengalami puso akibat kekeringan.
UPT Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Dinas Pertanian Sumatra Utara mencatat keseluruhannya merupakan lahan pertanian padi.
Kepala UPT BPTPH Distan Sumut Nurijah menuturkan Padang Lawas Utara menjadi satu-satunya daerah yang terdampak kekeringan parah. Adapun, daerah lainnya tertolong curah hujan tinggi.
"Kalau di daerah lain dampaknya ringan, seperti ujung daun saja yang mengering. Jadi, datang hujan beberapa hari saja sudah bisa sembuh. Tapi, di Padang Lawas Utara hanya hujan gerimis. Di sana kekeringan itu cukup parah sampai sudah dicoba sumut bor kedalaman tertentu tidak ketemu air," ucap Nurijah, Rabu (19/8/2015).
Dia menambahkan, walaupun puso, pihaknya belum menghitung Kendati demikian, Nurijah mengatakan pada semester II/2015, potensi lahan pertanian Sumut mengalami puso semakin kecil karena memasuki musim hujan.
Sebelumnya, Distan Sumut memprediksi musim kemarau memang tak berpengaruh signifikan terhadap lahan pertanian. Padang Lawas Utara pada tahun lalu juga tercatat mengalami puso akibat kemarau, bersama dengan daerah lainnya yakni Langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai dan Padang Lawas.
Adapun, peralihan musim yang mulai terjadi di Sumut, ucap Nurijah, juga patut diwaspadai oleh petani yakni hama kresek.
"Kami masih terus mengawasi dan mengevaluasi. Ini mulai masuk musim hujan. Biasanya lahan pertanian padi di Sumut rentan terkena hama kresek dan tikus," ujar Nurijah.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, dia menyebutkan petani harus lebih intensif mengamati tanaman. Selain itu, Distan Sumut juga meminta para pendamping dan penyuluh pertanian untuk terus membantu petani dalam pengamatan.
Beberapa daerah yang rentan terkena dua hama ini yakni Simalungun, Batubara, Deli Serdang, Langkat dan Dairi.
Sepanjang tahun ini Sumut ditargetkan mampu memproduksi 4,6 juta ton padi. Kendati semikian, Distan Sumut mencatat, realisasi produksi padi selama semeser I/2015 belum mencapai separuh dari target produksi tersebut.
Hingga Juni 2015, realisasi lahan panen baru mencapai 49,35% atau 397.633 hektare dari total rencana 805.709 hektare.