Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RESHUFFLE KABINET: Thomas Lembong, Pemilik Blitz Megaplex

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengangkat Thomas Tri Kasih Lembong, pemilik bisnis bioskop Blitz Megaplex, sebagai Menteri Perdagangan.
Mantan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel (kiri) berjabat tangan dengan Menteri Perdagangan Thomas Lembong (kanan) usai serah terima jabatan di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (12/8)./Antara
Mantan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel (kiri) berjabat tangan dengan Menteri Perdagangan Thomas Lembong (kanan) usai serah terima jabatan di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (12/8)./Antara

Kabar24.com, JAKARTA-- Presiden Joko Widodo (Jokowi)  mengangkat Thomas Tri Kasih Lembong, pemilik bisnis bioskop Blitz Megaplex, sebagai Menteri Perdagangan.

SIMAK:Melancong ke Eropa, Jangan Lupa Mampir di Kota Ini

Lulusan Universitas Harvard, Amerika Serikat, ini menggantikan Rachmat Gobel. Nama Tom Lembong jarang, bahkan hampir tidak pernah disebut-sebut saat wacana reshuffle kabinet mencuat.

BACA JUGA:10 Negara Paling Damai di Dunia

 

Belasan tahun lalu, dia dikenal sebagai orang yang bertanggung jawab menelola aset para obligor BLBI di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).

SIMAK: Ahok Kepala Preman, Emang Ahok Tatoan?

Jabatan yang dipegang Lembong waktu itu adalah Kepala Divisi Asset Management Investment (AMI) BPPN. Media kerap mengutip Lembong terkait penjualan aset-aset obligor kelas kakap. Termasuk yang menjadi sorotan ketika restrukturisasi aset Sinar Mas era tahun 2001.

BPPN awalnya setuju untuk menalangi utang Kelompok Sinar Mas kepada BII bila pembayarannya macet. Ternyata Grup Sinar Mas benar-benar tak bisa membayar utangnya ke BII.

Apalagi setelah Asia Pulp and Paper (APP) yang 57 persen sahamnya dimiliki Sinar Mas mengumumkan penghentian pembayaran bunga dan pokok utang APP dan anak-anak perusahaannya kepada para kreditornya.

Lembong meyakini BPPN akan tetap membayari utang tersebut. Menurut dia, BPPN punya banyak cara untuk membayarnya: bisa dengan uang tunai, obligasi, atau aset lancar yang ada di BPPN.

 "Butuh uang tunai, ya silakan. BPPN tidak kesulitan menyediakannya," katanya penuh percaya diri.

Cocok dengan Rizal

Catatan kedua Lembong, ketika memutuskan menjual perkebunan kelapa sawit eks milik keluarga Salim kepada perusahaan asal Malaysia, Guthrie Berhad. Penjualan seharga 350 juta dolar AS atau sekitar Rp 3,3 triliun disesalkan kalangan DPR karena melepas ke saingan kelapa sawit Indonesia.

Selama di BPPNLembong cocok dengan Menteri Keuangan Rizal Ramli karena dianggap berani mengambil risiko menjual aset-aset BPPN secara cepat.

Nama Lembong juga sempat dicekal pemerintah ketika bersama Garibaldi Thohir, dan Edwin Soeryadjaya mengelola PT Adaro Indonesia TBK. Adaro pada Agustus 2008 bersama-sama grup Bakrie dituduh pemerintah belum membayar utang royalti ke negara.

Berikut karier Thomas Trikasih Lembong

1995 – 1996: Divisi ekuitas di Morgan Stanley (Singapore) Pte. Ltd.
1999 – 2000: Bankir investasi di Deutsche Securities Indonesia
2000 – 2002: Badan Penyehatan Perbankan Nasional
2002 – 2005: Manajer Investasi di Farindo Investment
2006 – sekarang: Partner di Quvat Management
2012: Komisaris utama PT Graha Layar Prima Tbk, merupakan pemilik bisnis bioskop Blitz.
Pendidikan :  Lulusan Universitas Harvard

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo.co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper