Bisnis.com, JAKARTA -- Ancaman serangan gelombang panas di sejumlah negara ternyata, secara teoritis, tak akan terjadi di Indonesia.
Benar bahwa Indonesia termasuk wilayah yang terdampak El Nino, tapi itu tidak berarti Indonesia pun akan mengalami serangan gelombang panas yang di antaranya menyebabkan ratusan orang di Slowakia jatuh pingsan.
Selanjutnya baca: Serangan Gelombang Panas: Ratusan Orang Di Slowakia Jatuh Pingsan
Seperti dilansir BMKG, serangan gelombang panas ternjadi di belahan bumi lain dan wilayah Indonesia tidak termasuk di dalamnya.
"Gelombang panas tidak melewati dan masuk ke wilayah Indonesia yang beriklim tropis, gelombang panas biasanya terjadi di wilayah beriklim sub tropis di atas lintang 10 derajat baik di utara dan selatan," ujar Kepala BMKG, Dr.Andi Eka Sakya M.Eng dalam penjelasannya di website badan pemantau meteorologi, iklim, dan geofisika ini.
Lebih jauh dijelaskan bahwa El Nino bukan gelombang panas.
Andi menjelaskan bahwa El Nino berbeda dengan gelombang panas. El Nino berdampak kekeringan yang memperpanjang waktu musim kemarau sedangkan gelombang panas terkait dengan fenomena cuaca yang diindikasikan oleh kenaikan suhu lokal secara signifikan dalam waktu singkat (3-7 hari).
"Tidak semua negatif, sebaliknya El Nino yang berkisar 4-5 bulan di Indonesia membawa dampak positif bagi sektor kelautan karena suhu muka laut di wilayah Indonesia dingin sehingga dapat menambah populasi ikan yang nantinya dapat meningkatkan tangkapan ikan. Dan juga, kondisi kering yang lebih panjang, meningkatkan potensi hasil garam yang lebih banyak pula," tutur Andi, Jumat 8 Agustus 2015 lalu.