Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Pedagang Valas Kian Jauhi Nilai Tengah BI

Volatilitas nilai tukar yang tinggi membuat sejumlah pedagang valuta asing di Semarang menetapkan nilai jual dan beli kurs di bawah nilai yang ditetapkan Bank Indonesia.
Volatilitas nilai tukar yang tinggi membuat sejumlah pedagang valuta asing di Semarang menetapkan nilai jual dan beli kurs di bawah nilai yang ditetapkan Bank Indonesia./JIBI
Volatilitas nilai tukar yang tinggi membuat sejumlah pedagang valuta asing di Semarang menetapkan nilai jual dan beli kurs di bawah nilai yang ditetapkan Bank Indonesia./JIBI

Bisnis.com, SEMARANG - Volatilitas nilai tukar yang tinggi membuat sejumlah pedagang valuta asing di Semarang menetapkan nilai jual dan beli kurs di bawah nilai yang ditetapkan Bank Indonesia.

Pada perdagangan Kamis (6/8/2015) BI menetapkan kurs jual dolar Amerika Serikat pada level Rp 13.597 sedangkan kurs beli senilai Rp13.461. Sementara itu kurs jual di beberapa perusahaan penukaran uang di Kota Atlas berkisar antara Rp13.554-Rp13.560. Adapun, untuk kurs beli dipatok pada rentang Rp13.350-Rp13.470.

Ketua Umum Asosiasi Pedagang Valas Idrus Muhammad mengatakan pada kondisi normal yakni saat nilai tukar relatif stabil pedagang akan memasang kurs dengan selisih sekitar 30 poin dari kurs yang ditetapkan otoritas moneter.

Sementara itu saat ini, pedagang cenderung mengambil jarak yang lebih lebar, yakni sekitar 40 poin dari kurs yang ditetapkan BI untuk meminimalisasi risiko kerugian di tengah volatilitas yang tinggi.

Sekarang ini kondisinya penuh ketidakpastian, Ini adalah mekanisme untuk mengantisipasi hal-hal yang terjadi di pasar, misalnya kalau BI intervensi pasar dan rupiah menguat tajam sehingga ruginya tidak terlalu besar, kata Idrus saat dihubungiBisnis,Kamis (6/8/2015).

Idrus menambahkan apresiasi dolar AS juga membuat pedagang valas membutuhkan modal yang lebih tinggi untuk membeligreenback. Pasalnya, melambungnya nilai mata uang Negeri Paman Sam itu justru kian mengerek permintaan masyarakat.

Menurutnya, langkah masyarakat menyimpan dolar adalah salah satu strategi masyarakat untuk melindungi aset. Apalagi, Idrus melanjutkan, kondisi tahun ini berbeda dengan kondisi tahun-tahun sebelumnya.

Kalau dulu dolar terapresiasi, yang lain, seperti euro juga ikut naik. Sekarang dolar naik semua turun, tuturnya. Kini, yen dan euro sekalipun tak bisa mengimbangi dolar dalam kelompok mata uangsafe havenkarena kecenderungan mata uang yang hampir semua melemah di hadapan dolar.

Di sisi lain, bank menetapkan kurs dengan nilai yang lebih mendekati kurs BI. Tiga bank pelat merah misalnya, yakni Bank Negara Indonesia, Bank Mandiri, dan Bank Rakyat Indonesia menetapkan kurs jual pada kisaran Rp13.577-Rp15.595.

Menilik dataBloombergsepanjang tahun ini nilai rupiah terdepresiasi nyaris 8% dari level pembukaan tahun ini, yakni Rp12.545 per dolar AS. Mata uang Garuda terjerembab ke posisi terburuknya Rp13.539 pada akhir bulan lalu.

Sementara itu, pada perdagangan kemarin nilai rupiah menurut Bloomberg Dollar Index terdepresiasi 0,11% menjadi Rp13.529. Adapun BI menetapkan nilai tengah pada nilai yang persis sama, yakni Rp13.529 atau melemah 12 poin dari nilai tengah sehari sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper