Kabar24.com, JAKARTA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meminta seluruh negara memperketat penjagaan perbatasannya untuk mengantisipasi masuknya orang-orang yang ingin bergabung dengan Islamic State of Iraq-Syria (ISIS).
Dalam pernyataan pers bersama Presiden Joko Widodo(Jokowi), Presiden Erdogan mengatakan persoalan pengungsi dan terorisme menjadi persoalan yang memiliki dampak bagi komunitas dunia. Hal itu terlihat dari dampak yang disebabkan krisis di Mesir, Libya, Suriah, Irak, dan Ukraina.
"Apabila pihak yang ingin bergabung dengan ISIS berasal dari wilayah yang jauhseperti Australia, itu bukan lagi hanya menjadi persoalan bagi Suriah dan Irak," kata Erdogan di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (3/7/2015).
Erdogan menuturkan seluruh negara harus menutup perbatasannya untuk dilintasi oleh pihak-pihak yang ingin bergabung dengan ISIS. Turki sendiri telah berhasil menggagalkan upaya 60.000 orang yang ingin bergabung dengan ISIS.
Menurutnya,Turki juga telah mendeportasi 116.000 orang yang ingin bergabung dengan ISIS, dan menangkap 1.300 orang lainnya karena didugaterlibat kelompok radikal. Hal tersebut juga menunjukkan berbagai negara telah berkontribusi terhadap krisis yang terjadi di TimurTengah.
"Kami telah berbicara dengan Indonesia terkait hal ini, dan tidak ada masalah itu," ujarnya.
Untuk diketahui, saat ini Pemerintah Turki dan Amerika Serikat berencana membentuk zona bebas ISIS di wilayah utara Suriah.
Zona aman ini rencananya ditujukan sebagai tempat pengungsi Suriah, sekaligus menjauhkan mereka dari ancaman kelompok militan ISIS.
Turki juga telah meminta dukungan moral dari sejumlah negara anggota NATO mengenai serangan udara Turki ke markas ISIS di Suriah.
Serangan ini dilakukan untuk menjaga keamanan dan kestabilan negara mereka yang terancam, karena bom bunuh diri yang terjadi di sebuah taman budaya di Suruc, kota perbatasan Turki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel