Bisnis.com, JAKARTA - Polisi telah menggelar gelar perkara kasus kematian mahasiswa Universitas Indonesia, Akseyna Ahad Dori (18) pada 26 Juni 2015.
Gelar perkara dihadiri penyidik, keluarga Akseyna dan pihak Universitas Indonesia.
Kolonel (Sus) Mardoto, ayah Akseyna mengatakan, dalam gelar perkara itu, mereka membahas banyak hal soal kematian anaknya. “Kami berdiskusi dan menganalisis apa yang sudah didapat,” katanya.
Ini pertama kalinya Mardoto ikut serta dalam gelar perkara yang menyangkut kasus kematian anaknya.
”Saya jadi merasa yakin bahwa kasus ini akan terungkap. Kami mendapat penjelasan mengenai fakta dan progres yang ada,” ujarnya.
Polisi tidak mau mereka-reka soal siapa pembunuh dan motif pembunuhan.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Khrisna Murti mengatakan pihaknya masih terus menyidik kasus ini. “Kami terus menelisik lapangan, termasuk untuk mengetahui motifnya,” katanya.
Dia menjelaskan polisi belum dapat menentukan tersangka dalam kasus ini sampai mengetahui motifnya. “Itu belum bisa kami tentukan kalau belum tahu motifnya".
Sebelumnya, Kriminolog Universitas Indonesia, Eko Haryanto, polisi bisa melihat celah kecerobohan pelaku yang ingin membuat sempurna kematian korban seolah-olah bunuh diri, tapi malah menjadi blunder.
"Acuannya dari surat yang seolah dijadikan wasiat Akseyna, yang ingin bunuh diri".
Eko yakin bahwa pembunuhan ini direncanakan dengan matang. Dan ia melihat ada keterlibatan lebih dari satu orang yang membunuh Akseyna.
Ia menduga pembunuh merupakan orang dekat Akseyna. Sebab, kasus pembunuhan mayoritas dilakukan oleh orang dekat. Bahkan, kedekatan yang intim, seperti keluarga. "Bukan orang yang jauh pembunuhnya," ucapnya.
Ia mengatakan motif pembunuhan bisa terjadi karena konflik pelajaran di kampus. "Kalau keuangan sepertinya tidak. Bahkan bisa juga konflik asmara".