Kabar24.com, JAKARTA - Untuk keempat kalinya, polisi memeriksa Edy Sukardi (52), penjaga indekos Wisma Widya, tempat tinggal Akseyna Ahad Dori (Ace) di Jalan Kabel Kelurahan Kukusan Kecamatan Beji Depok, Jawa Barat.
"Iya saya dimintakan keterangan lagi, kali ini hanya ngobrol-ngobrol saja," kata Edy.
Ace, mahasiswa jurusan Biologi Fakultas MIPA UI, ditemukan tewas terapung di Danau Kenanga UI Depok pada 26 Maret lalu. Dalam paru-paru laki-laki 18 tahun itu ditemukan air dan pasir.
Fakta itu terungkap setelah hasil forensik menyatakan Ace masih bernafas saat berada di dalam air. Hingga kini polisi belum berhasil mengungkap motif kematian Ace.
Edy mengatakan, seandainya kematian Ace dibunuh, dia mempertanyakan motifnya. Bila Ace dibunuh karena dendam asmara, sepengetahuannya Ace tidak punya pacar.Edy melihat Ace orangnya biasa saja. "Kalau saya awalnya menduga dia meninggal bunuh diri."
Menurut Edy, bila benar Ace dibunuh artinya pelaku sangat hebat. Sebab, bisa membunuh dengan tidak meninggalkan jejak dan sangat ekstra hati-hati. "Pembunuh sangat profesional yang melakukan pembunuhan serapih ini," katanya.
Edy mengatakan bahwa ia ingin cepat kasus ini diselesaikan bila memang benar kasus pembunuhan. "Polisi ingin mereka ulang kasus ini dari awal lagi," ujarnya.
Sementara itu, penyidik masih mendalami peristiwa itu. Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Krishna Murti menyatakan, anggota satua tugas bertolak ke Yogyakarta untuk bertemu Kolonel Mardoto, ayah Ace.
"Tim sudah berangkat, jadi masih tunggu hasilnya," katanya.
Salah satu keperluan penyelidikan itu untuk mengetahui latar belakang keluarga tersebut. Beberapa di antaranya dugaan adanya dendam atau ketidaksukaan terhadap keluarga tersebut. Namun, Krishna enggan menegaskan masalah tersebut.
Dia menyatakan polisi terus menelusuri semua kemungkinan yang diduga terkait kematian Ace. Hanya saja dia menyebut penyelidikan itu memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
"Kalau sudah ada perkembangan pasti akan disampaikan," ujarnya.