Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menkeu Keluhkan Pemkab Boros Anggaran

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegero menyatakan pihaknya menilai hingga saat ini tidak sedikit pemerintah kabupaten yang belum mampu mengelola anggaran dengan baik.

Kabar24.com, JAKARTA --- Menteri Keuangan Bambang Brodjonegero menyatakan pihaknya menilai hingga saat ini tidak sedikit pemerintah kabupaten yang belum mampu mengelola anggaran dengan baik.

Dengan demikian hal tersebut menghambat upaya pembangunan di daerah. Menurutnya, pemerintah kabupaten merupakan unit yang terdekat dengan daerah.

"Dana alokasi khusus diserahkan dari pemerintah daerah ke kabupaten. Tapi banyak kabupaten yang boros," katanya dalam diskusi bertajuk "Menagih Janji Kesehjateraan Daerah" di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (24/5/2015).

Pemborosan, kata Bambang, berasal dari besarnya anggaran belanja pegawai ketimbang belanja modal  dan publik. "Banyak kabupaten tanda kutip boros untuk belanja pegawai, misal di Aceh ada kabupaten belanja pegawainya hingga 80%, tidak ada belanja modal," katanya.

Berdasarkan catatannya, 45 % kabupaten dan kota di seluruh Indonesia menganggarkan belanja pegawai di atas 50 %. Dengan demikian anggaran modal terbatas dan habis untuk belanja pegawai.

Karena itu, lanjut Bambang, pemerintah pusat mengimbau kepada pemerintah kabupaten dan kota agar efisien dalam mengelola anggaran. "Harus kreatif agar efisien, sekarang fokusnya kesana," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper