Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia mendorong terlibatnya negara-negara maju dalam kerja sama selatan-selatan untuk meningkatkan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di seluruh dunia.
Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri, mengatakan Indonesia akan mengundang mitra ketiga untuk memperkuat kerja sama secara triangular. Dengan begitu, kerja sama selatan-selatan dapat berjalan lebih efektif dan cepat.
“Sampai Maret tahun ini sudah ada 400 pelatihan dengan 404 peserta dari 99 negara Asia, Afrika, dan Amerika Latin, dengan 32 mitra pembangunan yang telibat dalam kerja sama triangular,” katanya di Jakarta Convention Center, Jakarta, Minggu (19/4/2015).
Retno menuturkan kerja sama selatan-selatan dan kerja sama triangular dapat menjadi alat untuk tumbuh dan berkembang secara bersamaan, sehingga mempersempit ketimpangan pembangunan antarnegara. Kerja sama tersebut juga dilakukan untuk menciptakan keadilan dan perdamaian global, serta semangat untuk maju bersama.
Untuk negara-negara Asia dan Afrika, kerja sama selatan-selatan merupakan perwujudan solidaritas yang dapat memberikan kontribusi untuk kepentingan nasional dan kesejahteraan masyarakatnya.
Kerja sama itu juga dapat menumbuhkan kemandirian nasional dan kolektif negara-negara Asia-Afrika, serta pencapaian tujuan pembangunan yang disepakati secara internasional.
Pasalnya, kerja sama tersebut dibuat berdasarkan inisiatif dan kerangka kerja sama yang telah ditentukan oleh negara-negara peserta, dengan tetap menghormati kedaulatan.
Bagi Indonesia, kerja sama selatan-selatan merupakan agenda penting untuk membangun kemitraan dengan negara berkembang dalam menghadapi tantangan global.
Pada 2010, Indonesia membentuk tim koordinasi nasional atau national coordination team (NCT) selatan-selatan dan kerja sama triangular, untuk mengkoordinasikan seluruh bantuan teknis Indonesia, sesuai komitmen untuk terus berkontribusi pada kesejahteraan global.