Menjadi presiden merupakan dambaan atau impian hampir semua orang, meskipun untuk menjadi orang nomor satu di Indonesia tidaklah gampang, bahkan teramat sulit. Hal ini bukan bersandarkan perhitungan matematis, pragmatis, maupun matematis pencalonan presiden saja, melainkan juga didasarkan pada kalkulasi politis serta biaya pengeluaran kampanye yang fantastis.
Namun, seorang presiden atau kepala negara akhirnya mencapai titik akhir perjalanan kariernya. Seperti halnya SBY yang mengakhiri jabatannya sebagai Presiden RI dalam dua periode kepemimpinan 2004-2009 dan 2009-2014. Demikian pula Boediono yang mengakhiri jabatannya sebagai Wakil Presiden RI periode 2009-1014.
Terkait dengan masa tugas pejabat negara, maka tentunya kehadiran PT Taspen sebagai lembaga penyelenggara yang memang dipercaya untuk pembayaran tunjangan hari tua kepada Presiden SBY, Wakil Presiden Boediono dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, pada November 2014 merupakan surprise karena tidak disangka Taspen memberikan kemudahan pelayanan, cepat dan tepat.
Selama para menteri menjalankan tugas sebagai pembantu presiden, maka tak sedikit kritikan yang ditujukan kepada anggota kabinet bersangkutan.
Saya menaruh respons kepada Taspen yang tetap pada visi dan misinya yakni memberikan pembayaran THT. Soal apakah menteri bersangkutan memiliki kinerja buruk atau baik bukanlah urusan PT Taspen.
Pengirim
Valery Setiawan
Kampung Melayu, Jakarta Timur