Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peran Tayangan Televisi Terhadap Perilaku Hedonistik dan Materialistik

Materialisme itu masuk merambah sektor-sektor publik tersebut dan dengan sangat mudah menyebar ke semua komponen bangsa.Kita tengok saja betapa saluran televisi di negeri ini sangat liberal dan permisif.
Anak menonton acara televisi/eknazar.com
Anak menonton acara televisi/eknazar.com

Apa yang menyebabkan perilaku materialisme menyeruak ke segenap kehidupan masyarakat? Penguasa negeri ini kurang cermat dan terkesan menyepelekan infiltrasi budaya dari bangsa lain.

Sektor-sektor publik seperti media televisi, sosial media, film, dan sebagainya dibiarkan terbuka menganga nyaris tanpa sensor ketat terhadap segala budaya asing yang masuk ke negeri ini.

Materialisme itu masuk merambah sektor-sektor publik tersebut dan dengan sangat mudah menyebar ke semua komponen bangsa.Kita tengok saja betapa saluran televisi di negeri ini sangat liberal dan permisif.

Betapa banyak tayangan yang bersifat hedonisme, anarkisme, animisme dan sejenisnya yang amat parah dan sangat cepat memengaruhi bangsa ini terutama para generasi mudahnya. Alhasil,
generasi penerus bangsa mewariskan budaya asing yang amat bertentangan dengan nilai-nilai agama (Islam) yang katanya dianut mayoritas penduduk negeri.

Sektor lain yang tidak kalah pentingnya adalah pendidikan. Pelajaran-pelajaran yang diperoleh anak didik sejak awal sangat dikotomi yakni memishkan ajaran agama dengan ilmu umum. Seolah-olah, agama itu hanyalah urusan akhirat sedangkan ilmu umum lah yang mengurus masalah dunia.

Cara pandang keliru ini mendegradasikan nilai-nilai ajaran agama itu sendiri yang sesungguhnya sangat lengkap dan sempurna.

Ketidakhadiran Tuhan dalam setiap ruang, waktu, dan keadaan membuat bangsa ini menjadikan agama bernuansa simbolik belaka.

Seakan-akan, Tuhan hanya ada di dalam Masjid, pada waktu dan keadaan tertentu, selebihnya bukan urusan Tuhan. Situasi seperti ini yang membuat umat lalai akan ajaran mulia dari agama. Anak didik serta masyarakat dididik untuk menilai segala sesuatunya dari sisi materi semata.

Keberhasilan pun dinilai dari segi materi bahkan demikian juga tolok ukur kebahagiaan seseorang diukur dari nilai-nilai berwujud fisik dan materi. Inilah persoalan bangsa yang perlu kita sadari dan segera dilakukan aksi cepat tanggap oleh pihak yang berkepentingan agar materialisme tidak terus bertahan dan berkembang kearah lebih runyam.

Di atas semua itu, kita memerlukan para pemimpin/tokoh umat yang kuat, amanah dan komitmen tinggi untuk memerhatikan ajaran agama yang membawa kebahagiaan dunia dan akhirat.

Pengirim
Aries Musnandar
Srigading Dalam, Malang, Jawa Timur


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Editor : Setyardi Widodo
Sumber : Bisnis Indonesia edisi 14/3/2015
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper