Pada 7 Maret 1915 Tri Koro Dharmo (Tiga Tujuan Mulia) terbentuk di Gedung Stovia (sekarang Museum Kebangkitan Nasional), Kwitang, Jakarta Pusat. Prakarsa dari siswa
Satiman Wirjosandjojo itu berbasis atas kemuliaan. Pertama, mengabdi pada Tanah Air berdasar cinta. Kedua, membangkitkan keikutsertaan masyarakat dengan maksud mempertinggi kebudayaan Jawa seluruhnya. Ketiga, mempererat persaudaraan di antara suku-suku bangsa di Indonesia. Pada 12 Juni 1918 Tri Koro Dharmo berganti jadi Jong Java.
Manifesto politik Perhimpunan Indonesia di Belanda memantik pembentukan penggerak mula Kongres Pemuda Indonesia pada 15 Nopember 1925 oleh para penggiat Jong Java di Indonesische Clubhuis (sekarang Gedung Sumpah Pemuda Jln. Kramat Raya 106, Jakarta Pusat) seperti Soemarto, Soewarso, Mohammad Tabrani bersama-sama Bahder Djohan, Djamaludin, Sarbaini (Jong Sumatranen Bond), Jan Toule Soulehuwij (Jong Ambon), Sanusi Pane (Jong Bataks Bond), Pelajar Minahasa, Sekar Rukun dan lain-lain. Berujung pada 30 April - 2 Mei 1926 dengan terselenggaranya Kongres Pemuda I.
Nilai-nilai kemuliaan seperti yang diusung Tri Koro Dharmo, yang berbuah Kongres Pemuda II 27-28 Oktober 1928 dan berikrarkan Sumpah Pemuda itu patut tetap diteladani dan masih bernilai relevan bagi gerakan kemuliaan dan pemuliaan persatuan Indonesia kini dan esok demi kekokohan NKRI.
Pengirim
Pandji R Hadinoto
Majelis Adat Pancasil
ASPIRASI ANDA: Mengenang Satu Abad Tri Koro Dharmo
Pada 7 Maret 1915 Tri Koro Dharmo (Tiga Tujuan Mulia) terbentuk di Gedung Stovia (sekarang Museum Kebangkitan Nasional), Kwitang, Jakarta Pusat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Pandji R Hadinoto
Editor : Setyardi Widodo
Sumber : Bisnis Indonesia Week End edisi 9/3/2015
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
3 jam yang lalu