Kabar24.com, PADANG--Bank Indonesia memproyeksikan tingkat inflasi Sumatra Barat tahun ini single digit, setelah dua tahun sebelumnya selalu dalam posisi dua digit.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatra Barat Puji Atmoko meyakini inflasi Sumbar tahun ini akan jauh lebih mereda, setelah dua tahun sebelumnya mencatatkan angka tinggi.
"Kami proyeksikan single digit. Melihat kondisi saat ini tampaknya target itu akan terpenuhi. Nasional 4% plus minus 1%, kami di Sumbar mungkin sedikit di atas itu, ujarnya kepada Bisnis.com, tengah pekan ini.
Dia mengatakan sejak 2009 tren inflasi Sumbar terus mengalami kenaikan dan selalu di atas rerata nasional, kecuali pada 2012 yang hanya 4,16%.
Bahkan dua tahun terakhir pada 2013 inflasi Sumbar mencapai 10,87% dan tahun lalu 11,58%.Namun, Januari 2015 Sumbar justru mengalami deflasi 1,79% setelah bulan sebelumnya mencatatkan inflasi tinggi akibat kenaikan harga BBM bersubsidi.
Puji menuturkan turunnya harga BBM bersubsidi di akhir tahun lalu dan awal tahun ini menyebabkan harga-harga kebutuhan pokok mulai stabil.
Faktor utama deflasi selain harga BBM yang turun, juga disebabkan tarif listrik, dan tarif angkutan.
Selain itu, juga terjadi penurunan harga volatile foods yang bertepatan dengan musim panen cabai dan sejumlah komoditas penyumbang inflasi.
Dia memperkirakan per Februari kecenderungan inflasi masih akan rendah, mengingat masih adanya dampak lanjutan penurunan harga BBM bersubsidi.