Bisnis.com, JAKARTA - Banjir yang mengepung sebagian wilayah Jakarta mulai Senin lalu banyak dibicarakan masyarakat, termasuk di media sosial. Bahkan tanda pagar (tagar) #JakartaBanjir menjadi trending topic di Twitter sejak Selasa (10/2/2015).
Pengamat media sosial Nukman Luthfie mengatakan banyaknya pembicaraan dengan tagar JakartaBanjir ini terjadi karena faktor Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Menurut dia, sebagian netizen memperbincangkan banjir Jakarta karena merasa dirugikan oleh mereka. "Mereka [Jokowi dan Ahok] dianggap omong kosong," ujarnya saat dihubungi, Rabu (11/2/2015).
Kerugian ini, kata Nukman, berkaitan dengan kekalahan calon yang diusung oleh sebagian masyarakat dalam pemilihan gubernur-wakil gubernur DKI pada 2012 yang dimenangi oleh Jokowi-Ahok, dan pemilihan presiden-wakil presiden 2014 yang dimenangi oleh Jokowi-Jusuf Kalla. Menurutnya, publik menagih janji Jokowi dan Ahok yang menjadi pemenang dalam pemilihan tersebut.
Saat berkampanye sebagai calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, keduanya berjanji menuntaskan masalah Ibu Kota. "Persoalan macet dan banjir katanya gampang diselesaikan," katanya.
Lalu, ucapnya, waktu berkampanye sebagai calon presiden, Jokowi juga mengatakan bahwa banjir di Jakarta lebih mudah diselesaikan jika dia menjadi kepala negara. Tapi, janji-janji ini belum terbukti sampai sekarang. "Jakarta masih banjir dan macet. Ini yang membuat orang mengkritik mereka lewat Twitter," ujarnya.
Menurutnya, sebagian netizen lain juga bercuit menagih janji Jokowi-Ahok ini tanpa merasa dirugikan. Dia menilai mereka tak puas dengan cara Ahok yang menyalahkan pihak lain sebagai penyebab musibah ini.
Namun, katanya, alasan utama Jakarta banjir jadi trending topic adalah karena tagar ini digunakan oleh media-media besar dalam menginformasikan berita mereka. Tagar ini juga dipakai oleh netizen untuk memberitahu kondisi banjir di seputar Jakarta.
Jakarta terendam sejak Senin lalu setelah diguyur hujan lebat. Banjir yang menggenangi sebagian wilayah Jakarta ini membuat hampir 6.000 orang mengungsi.