Bisnis.com, WASHINGTON - Komandan militer NATO dan para pejabat pemerintahan Barack Obama tampaknya cenderung untuk mendukung keputusan guna mengirimkan senjata pertahanan diri kepada pasukan pemerintah Ukraina yang memerangi pasukan separatis pro-Rusia di Ukraina timur.
Sekalipun Presiden Obama belum memutuskan apakah akan mengirimkan "bantuan mematikan" itu, pemerintahannya menjajaki isu tersebut setelah adanya peningkatan pertempuran antara pasukan Ukraina dan kelompok pemberontak yang didukung Kremlin.
Komandan militer NATO Jenderal Philip Breedlove memutuskan untuk mendukung keputusan pengiriman senjata pertahanan diri kepada pasukan Ukraina, dan Menteri Luar Negeri John Kerry terbuka untuk melakukan perundingan baru tentang upaya pengiriman bantuan kepada Ukraina.
Amerika Serikat telah menuduh Rusia melakukan perang di Ukraina tetapi sejauh ini Amerika dan sekutunya belum memantapkan opsi pengiriman senjata ke pasukan Ukraina.
"Sekalipun fokus kami tetap pada upaya untuk mewujudkan sebuah solusi damai melalui cara diplomasi, kami selalu mengevaluasi opsi-opsi yang lain yang akan membantu menciptakan ruang untuk menegosiasikan sebuah solusi untuk krisis ini," kata Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Bernadette Meehan, seperti dikutip dari Antara, Senin (2/2/2015).
Namun, dengan sanksi ekonomi yang tampaknya hanya memberikan dampak sedikit pada Rusia, isu mengenai pengiriman persenjataan untuk mempertahankan diri bagi pasukan Ukraina kembali dibahas.
Rusia telah secara luas dituduh mendukung gerakan separatis sehingga pengiriman bantuan mematikan kepada pasukan pro-Ukraina dapat meningkatkan ketegangan konflik.
Jenderal Martin Dempsey, Kepala Staf Gabungan AS, sekarang terbuka untuk perundingan baru tentang penyediaan bantuan mematikan itu, menurut penasehat keamanan Obama, Susan Rice.