Kabar24.com, JAKARTA – Pemerintah sudah melansir jadwal pelaksanaan ujian nasional (UN) 2015 untuk SMP dan SMA. Menurut rencana, UN 2015 akan digelar pada April dan Mei.
Menurut kicauan akun Twitter resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, @Kemdikbud_RI, UN untuk SMP akan dilaksanakan pada 4 sampai 7 Mei 2015.
@Kemdikbud_RI: “Ralat jadwal UN SMP sederajat dari 4-6 Mei menjadi 4-7 Mei 2015”
Berikut ini kicauan @Kemdikbud_RI tentang jadwal pelaksanaan UN SMP dan SMA 2015 yang dilansir pada Kamis (29/1/2015):
- Tahun ini dirintis UN berbasis komputer diusulkan di 862 sekolah utk diverifikasi daerah. Model soal & waktu sama dgn model kertas
- hasil UN SMA digunakan utk seleksi masuk PTN di Malaysia bobot 90% digunakan jg di Hongkong.
- Klarifikasi berita di media : Bentuk soal Ujian Nasional 2015 pilihan ganda. Sama seperti tahun-tahun lalu.
HASIL UN
Hasil ujian nasional tahun 2015 akan digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk tiga pemanfaatan. Pemetaan mutu program dan satuan pendidikan, dasar seleksi masuk ke jenjang pendidikan berikutnya, dan pembinaan kepada satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.
Ketiga hal tersebut mengemuka pada rapat kerja (raker) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan dengan Komisi X DPR RI, di Gedung Nusantara I DPR RI, Selasa (27/01/2015).
Dalam paparannya Mendikbud menyampaikan, untuk pemetaan, hasil UN tidak hanya dimanfaatkan oleh pemerintah saja. Siswa, orang tua, dan guru juga bisa memanfaatkan hasil UN yang tertera dalam surat keterangan hasil ujian nasional (SKHUN) untuk pemetaan dan pembinaan.
Mendikbud mengatakan dalam laporan hasil UN yang akan diterima siswa ada beberapa komponen yang bisa dibaca. Jika selama ini yang tertera di hasil UN siswa hanya angka dan mata pelajaran, maka di SKHUN tahun ini siswa tidak hanya dapat melihat nilainya tapi juga rerata sekolah, rerata nasional, dan deskripsi nilai.
“Anak bukan hanya mendapatkan angka, tapi juga komponenya,” ujarnya. Komponen yang dimaksud Mendikbud adalah penjabaran setiap mata pelajaran yang diujikan dalam UN. Ia mencontohkan, pada pelajaran matematika misalnya, komponen yang dinilai adalah trigonometri, aritmatika, dan geometri. Siswa dapat melihat dimana kekuatan dan kelemahannya dalam mata pelajaran ini.
Setelah data terkumpul, tidak hanya siswa yang mengetahui kompetensinya, tapi juga guru, sekolah, dan orang tua. Dan untuk perbaikan, hasil tersebut bisa digunakan oleh musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) untuk dijadikan acuan dalam menyusun materi pembelajaran.
Mendikbud menjelaskan dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan siswa pada mata pelajaran yang diujikan, maka juga dapat dimanfaatkan oleh satuan pendidikan tempat siswa melanjutkan pendidikannya. Sekolah baru siswa tersebut bisa menjadikan hasil UN ini sebagai pegangan untuk pembinaan kepada siswa ini.
Dengan pergeseran pemanfaatan hasil ujian nasional ini, Mendikbud berharap agar ujian nasional tidak lagi jadi ujian berisiko tinggi. Ia menekankan, UN harus memiliki orientasi positif dan menjadi insentif. “Itu yang kita dorong,” katanya.(www.kemdikbud.go.id/Bisnis.com)