Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tragedi Charlie Hebdo Satukan Islam-Yahudi

Peristiwa tragis pembantaian atas sejumlah wartawan di kantor redaksi majalah Charlie Hebdo yang dinilai menghina Nabi Muhammad memunculkan fenomena baru bersatunya kelompok Islam dan Yahudi di wilayah bagian utara London, Inggris.
Majalah satir Charlie Hebdo yang terbit setelah tragedi penembakan di kantor redaksi majalah tersebut./Reuters
Majalah satir Charlie Hebdo yang terbit setelah tragedi penembakan di kantor redaksi majalah tersebut./Reuters

Kabar24.com, JAKARTA—Peristiwa tragis pembantaian atas sejumlah wartawan di kantor redaksi majalah Charlie Hebdo yang dinilai menghina Nabi Muhammad memunculkan fenomena baru bersatunya kelompok Islam dan Yahudi di wilayah bagian utara London, Inggris.

Kelompok penganut Islam dan Yahudi itu membuat terobosan dan bergandeng tangan memerangi kejahatan rasial dan kebencian yang meningkat usai penyerangan ke kantor majalah satir tersebut.

Sebelumnya, majalah itu memuat sampul berupa kartun Nabi Muhammad sehingga memicu kebencian umat Islam sedunia.

Ketua Komunitas Muslim Center di utara London, Munaf Zeena mengatakan bahwa kalangan Islam dan penganut Yahudi berada dalam perahu yang sama untuk menghadapi masa-masa sulit saat ini.

"Kami bertetangga dengan komunitas besar Yahudi, dan mereka baru saja menjadi korban di Paris," ujar Zeena sebagaimana dikutuip Aljazeera,com, Rabu (28/1/2015).

Pernyataan simpatik itu disampaikan para tokoh kedua agama setelah mereka berkumpul di Stamford Hill.

Rabbi Herschel Gluck, mediator konflik internasional veteran dan pendiri Muslim-Jews Forum tahun 2000, mengatakan Islam dan Yahudi di wilayah itu tidak hanya hidup berdampingan tapi terlibat secara konstruktif sebaga satu sama lain.

"Ada kehangatan di sini. Kami menjalankan bisnis bersama, dan saling membantu," ujar Gluck.

Sementara itu tokoh Islam Eusof Amerat mengatakan ketika datang ke Inggris kelompoknya tidak punya apa-apa. "Kebanyakan agen properti dan pengacara adalah Yahudi. Mereka banyak membantu kami, dan kami tidak bisa melupakan Yahudi," ujarnya.

Menurut Amerat, hubungan keduanya dimulai dengan saling menghormati keimanan masing-masing, budaya, dan cara hidup.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Sumber : aljazeera.com
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper