Bisnis.com, PALEMBANG--Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan berencana kembali mendirikan sekolah peternakan rakyat (SPR) di sejumlah kabupaten/kota guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia para pelaku usaha peternakan, sekaligus mampu mengembangkan bisnisnya.
Kepala Dinas Peternakan Provinsi Sumsel Max Sulastiyono mengatakan saat ini SPR yang telah berdiri berada di tiga kabupaten/kota antara lain kabupaten OKI, Banyuasin dan Muara Banyuasin. Rencananya, SPR akan dibangun di beberapa lokasi berbeda.
“Sudah ada cukup banyak respon dari pemerintah di kabupaten/kota lain untuk segera membangun pusat SPR. Dalam waktu dekat yang akan dibuka yakni di daerah Muara Enim,” katanya di kantornya, Selasa (27/1/2015).
Selain Muara Enim, lanjut Max, pembangunan SPR ternyata juga diminati beberapa daerah lainnya, seperti Musi Rawas, OKU Timur, Muratara, dan Lahat. Pasalnya, di daerah tersebut cukup banyak lahan peternakan, dan warga yang berprofesi sebagai peternak sapi.
Meski demikian, pihaknya akan mengevaluasi terlebih dahulu daerah tersebut sebelum memutuskan untuk membangun SPR. Dia mengklaim keberadaan SPR sangat penting bagi para peternak untuk mengembangkan bisnisnya.
“Mayoritas peternak lokal di Indonesia kan tamatan SD atau SMP. Mereka tidak terlalu bagus dalam mengembangkan bisnisnya. Dengan ikut pendidikan di sekolah peternakan rakyat selama empat tahun, peluang bisnis untuk menjadi lebih besar, menjadi terbuka,” tuturnya.
Dalam SPR, para peternak akan dibekali ilmu mengenai peluang bisnis di peternakan. Misalnya, bagaimana menjadikan hewan ternak lebih produktif. Kemudian, bagaimana cara membuat ternak bakalan, atau memberdayakan pupuk agar dapat menambah pendapatan.
Max mengungkapkan peternak harus memenuhi syarat yang telah ditentukan agar dapat mengikuti pendidikan di SPR. Misalnya, memiliki minimal dua sapi indukan atau minimal 20 kambing maupun domba indukan dan mengijinkan ternak jantan miliknya untuk dikebiri.
“Kami berharap 80% para peternak ini bisa benar-benar berbisnis, yakni bekerja dengan terorganisir, profesional, hingga bankable dalam usahanya, sehingga apabila ingin mengajukan kredit, prosesnya bisa lebih lancar,” ujarnya.
Max menuturkan populasi sapi tahun lalu di Sumsel tercatat 230.000 ekor, atau naik tipis 1,76% dari tahun sebelumnya 226.000 ekor sapi. Pemprov Sumsel menargetkan populasi sapi setidaknya meningkat hingga 5% tahun ini, dari realisasi tahun lalu.
Untuk mengejar target tersebut, Pemprov Sumsel akan memprioritaskan isu pakan hewan ternak, selain dari pembangunan SPR. Menurutnya, kualitas pakan hewan ternak harus lebih ditingkatkan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
“Juga harus ada pelayanan kesehatan bagi sapi-sapi, dan peternak harus bisa menerapkan dalam pemberian waktu masa birahi dan melahirkan sapi. Makanya, SPR cukup dibutuhkan agar kualitas SDM para peternak lebih baik lagi,” katanya.