Bisnis.com, JAKARTA--Pasar Rumput merupakan sebuah pasar yang menyatu dengan Pasar Manggarai, dan sekaligus menujadi satu kawasan di Jakarta Selatan.
Pasar Rumput menjual beragam barang-barang, terutama barang seken seperti sepeda, kursi roda, koper, dan tas yang tentu harganya relatif lebih murah.
Lantas kenapa dinamakan Pasar Rumput? Untuk itu Zaenuddin HM menjelaskan dalam buku karyanya “212 Asal Usul Djakarta Tempo Doeloe,” setebal 377 halaman yang diterbitkan Ufuk Press pada 2012.
Dijelaskan bahwa dulu pasar itu merupakan tempat perdagangan bagi masyarakat Betawi yang menjual rumput untuk makan kuda yang menjadi alat transportasi pada zaman kolonial Belanda.
Maklum, para pedagang tidak diperbolehkan masuk kawasan Menteng, sebab mereka terlihat awut-awutan dan banyak rumput tercecer kalau sedang berjualan.
Alat transportasi pada era 1950-an memang memanfaatkan kuda seperti delman (gerobak kuda), di banyak di wilayah Jakarta.
Di samping alat transportasi umum, masyarakat juga gemar memelihara kuda sebagai alat transportasi pribadi.
Tidak seperti saat ini, masyarakat berkendara dengan motor atau mobil, sedangkan kuda hanya berada di tempat-tempat tertentu seperti pacuan kuda atau di wilayah pedesaan dan pegunungan yang masih banya rerumputannya.
Bisnis rumput di pasar tersebut mengalami puncaknya pada era 1950-an, sampai dengan akhirnya sekitar 1970-an para pedangan rumput mulai hilang satu per satu.
Menurut keterangan sesepuh Pasar Rumput, mereka menghilang bukan karena adanya penggusuran atau penertiban.
Namun, masyarakat sudah mulai menggunakan alat transportasi lain, yaitu kendaraan bermotor.