Kabar24.com, KAIRO--Ulama Muslim di Timur Tengah yang mengecam serangan pekan lalu di Charlie Hebdo, Rabu, mengkritik mingguan satir Prancis itu atas penerbitan kartun baru yang menggambarkan Nabi Muhammad dalam edisi pertamanya setelah pembunuhan tersebut.
Di bagian depan "edisi penyintas" itu, yang dengan cepat terjual jutaan kopi di Prancis, majalah itu mencetak kartun dari Nabi Mohammad menangis sambil membawa tanda bertuliskan "Saya Charlie", di bawah judul "Semua diampuni ".
Sementara para pemimpin Muslim arus utama di seluruh dunia telah mengutuk keras serangan yang menewaskan 12 orang, banyak yang mengatakan keputusan untuk mencetak kartun baru Nabi Muhammad adalah provokasi yang akan menciptakan reaksi lebih lanjut.
Kartun seperti itu "membakar rasa kebencian dan kebencian di antara orang-orang" dan penerbitan mereka "menunjukkan penghinaan" bagi perasaan umat Muslim, kata Imam Besar Jerusalem dan tanah Palestina, Mohammed Hussein, dalam sebuah pernyataan.
Harian independen Aljazair yang berbahasa Arab, Echorouk, menanggapi hal itu dengan halaman sampul kartunnya sendiri, yang menunjukkan seorang pria membawa tanda "Saya Charlie" di samping tangki militer yang menghancurkan tanda bertuliskan Palestina, Mali, Gaza, Irak dan Suriah.
Di atas judul itu terdapat tulisan berbunyi, "Kita semua Mohammad".
Sementara Charlie Hebdo dikecam di banyak daerah di Timur Tengah, ada pengecualian di Turki, negara dengan tradisi kuat sekularisme di kawasan itu. Sebuah surat kabar oposisi di sana, Cumhuriyet, mencetak bagian khusus dari kutipan dari edisi Charlie Hebdo.
Surat kabar itu mencetak versi sampul Charlie Hebdo dengan ukuran kecil dan warna hitam putih di dua kolomnya, tetapi tidak menggunakan gambar itu di bagian khusus, setelah "banyak konsultasi", kata pemimpin redaksinya Utku Cakirozer di Twitter.
Polisi mengepung markas mereka di Istanbul atas kekhawatiran keamanan dan memeriksa truk-truk yang meninggalkan percetakan. Di kantor surat kabar Ankara, pengunjuk rasa menggantung spanduk di dinding di dekat kantor itu yang bertuliskan, "Provokasi Charlie berlanjut".
Sebuah pengadilan Turki memerintahkan beberapa halaman laman yang mereproduksi sampul cover Charlie Hebdo diblokir.
Laman berita T24, namun, menampilkan gambar itu di lamannya.
"Ini menjadi isu kebebasan berekspresi yang jelas dan tidak lagi tentang sentimen agama. Kami menerbitkan untuk mempertahankan nilai-nilai kebebasan berekspresi," kata editor, Hazal Ozvaris.
Kesembronoan Kebencian Sikap seperti itu jarang terjadi di wilayah tersebut. Di Iran, seorang ulama konservatif terkemuka, Ayatollah Nasser Makarem Shirazi, mengatakan penerbitan gambar satir baru Nabi Mohammad "berarti menyatakan perang terhadap semua Muslim".
Al-Azhar Mesir, lokasi pembelajaran Islam yang telah berusia seribu tahun menyebut serangan Paris sebagai tindak pidana, menyerukan umat Islam untuk mengabaikan kartun majalah itu dan melabeli mereka sebagai "kesembronoan kebencian".
Ulama Arab Saudi Iyad Madani Ameen, Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam, mengecam kartun baru itu sebagai "penghinaan, ketidaktahuan dan kebodohan".
"Kebebasan berbicara tidak harus menjadi pidato kebencian," katanya.
Charlie Hebdo: Kartun Baru Picu Kemarahan Timur Tengah
Ulama Muslim di Timur Tengah yang mengecam serangan pekan lalu di Charlie Hebdo, Rabu, mengkritik mingguan satir Prancis itu atas penerbitan kartun baru yang menggambarkan Nabi Muhammad dalam edisi pertamanya setelah pembunuhan tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
18 jam yang lalu
Kala Squid Game 2 Bikin Saham-Saham Korea Melorot
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
2 jam yang lalu